Kamis 15 Jul 2021 16:05 WIB

Studi: Perempuan Enggan Cukur Bulu Ketiak Selama Pandemi

Masalah ketiak membuat perempuan enggan bercukur selama pandemi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Masalah ketiak membuat perempuan enggan bercukur selama pandemi.
Foto: PxHere
Masalah ketiak membuat perempuan enggan bercukur selama pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pandemi menyebabkan banyak orang meninjau kembali cara perawatan diri, termasuk hal personal seperti mencukur ketiak. Survei terkini menemukan satu dari tiga perempuan mencukur ketiak lebih jarang selama setahun terakhir.

Banyak dari mereka berencana untuk mempertahankan kebiasaan itu pascapandemi. Jajak pendapat melibatkan 2.000 perempuan yang berusia antara 18 dan 65 tahun. Delapan dari 10 orang merasakan lebih sedikit tekanan memiliki ketiak yang sempurna.

Baca Juga

Berdasarkan survei, hal yang dianggap masalah ketiak terbesar adalah rambut (39 persen), keringat (39 persen), dan bau tak sedap (37 persen). Survei yang dilakukan oleh OnePoll atas nama Dove itu juga mengungkap kebiasaan perawatan ketiak secara umum.

Rata-rata kaum hawa mulai mencukur rambut ketiak pada usia 14 tahun. Satu dari tiga orang mengatakan mereka merasakan tekanan sosial untuk melakukannya, sementara 51 persen mengatakan alasan mencukur karena teman-teman mereka melakukannya.

Selain berdampak pada citra tubuh, tiga dari 10 orang mengaku merasa terbatasi menggerakkan tangan karena masalah ketiak. Satu dari empat orang akan langsung mengganti pakaian ketika mengkhawatirkan penampilan atau bau ketiak mereka.

 

Penurunan kontak sosial selama pandemi agaknya sangat melegakan bagi banyak perempuan sehingga berhenti dari rutinitas perawatan mereka yang ketat. Penggagas riset cenderung sepakat dengan pelonggaran perawatan tersebut.

"Tidak seorang pun boleh menilai seorang perempuan dari penampilan ketiaknya. Apa yang dipilih setiap perempuan untuk dilakukan dengan tubuhnya harus menjadi pilihan pribadi," kata Wakil Presiden Global Dove sekaligus juru bicara Augusto Garzon.

Jajak pendapat juga menemukan bahwa 27 persen perempuan di Inggris merasa lebih bebas dari perawatan penampilan ketiak selama pandemi. Dari 31 persen perempuan yang mengurangi bercukur, 13 persen berencana terus mempertahankannya.

 

Tujuh dari 10 perempuan mengatakan kontak dengan lebih sedikit orang selama setahun terakhir adalah alasan terbesar untuk sikap baru mereka. Satu dari empat perempuan bertekad untuk tidak terlalu peduli dengan ketidaksempurnaan ketiak.

Namun, sebanyak 45 persen perempuan berencana kembali mencukur ketiak mereka secara teratur usai pandemi. Mereka mengakui melakukan perawatan ketiak secara alami merupakan sebuah kebutuhan, dikutip dari laman Study Finds, Kamis (15/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement