Kamis 15 Jul 2021 13:07 WIB

RSHS Bandung Tanggapi Soal Penumpukan Jenazah Covid-19

Terjadinya peningkatan kunjungan dengan kondisi pasien kritis di IGD RSHS.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ratna Puspita
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menanggapi informasi yang beredar di masyarakat tentang adanya penumpukan atau kepadatan jenazah di kamar jenazah pada 12-13 Juli kemarin. RSHS Bandung saat ini menjadi rumah sakit rujukan dengan pasien Covid-19 tertinggi di Jawa Barat. (Foto ilustrasi: IGD RSHS Bandung)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menanggapi informasi yang beredar di masyarakat tentang adanya penumpukan atau kepadatan jenazah di kamar jenazah pada 12-13 Juli kemarin. RSHS Bandung saat ini menjadi rumah sakit rujukan dengan pasien Covid-19 tertinggi di Jawa Barat. (Foto ilustrasi: IGD RSHS Bandung)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menanggapi informasi yang beredar di masyarakat tentang adanya penumpukan atau kepadatan jenazah di kamar jenazah pada 12-13 Juli kemarin. RSHS Bandung saat ini menjadi rumah sakit rujukan dengan pasien Covid-19 tertinggi di Jawa Barat. 

"Terkait informasi yang beredar mengenai kepadatan di kamar jenazah RSHS pada 12-13 Juli 2021, kami menyampaikan bahwa RSHS merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 tertinggi di Jawa Barat untuk pasien dengan kondisi berat dan kritis," ujar Plt Direktur Utama RSHS, Irayanti melalui keterangan pers, Kamis (15/7). 

Baca Juga

Ia menuturkan, kendala yang dihadapi saat ini adalah banyak pasien yang datang ke rumah sakit dengan kondisi penurunan kadar oksigen yang berat dan tanpa rujukan. Sedangkan RSHS memiliki sistem rujukan yang terintegrasi. 

"Harapannya pasien datang ke RSHS dapat diketahui terlebih dahulu kondisinya sehingga persiapan ruangan ataupun support yang lain dapat disiapkan," katanya. 

Irayanti mengatakan terjadinya peningkatan kunjungan di instalasi gawat darurat (IGD) dan kondisi pasien dalam keadaan berat dan kritis memiliki kecenderungan perburukan yang cepat sehingga bisa berujung pada kematian. Selain itu, tingkat kematian di RSHS meningkat. 

"Hal ini yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah jenazah di kamar jenazah RSHS, apalagi jika meninggalnya dalam waktu yang berdekatan, ditambah protokol tatalaksana jenazah Covid-19 yang lebih panjang sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang," katanya. 

Ia mengatakan kondisi tersebut yang menyebabkan antrean pelayanan lebih panjang pada tanggal 12-13 Juli 2021. Namun saat ini sudah dapat tertangani oleh pihak rumah sakit. 

"Peningkatan jumlah jenazah di kamar jenazah memang terlihat sangat signifikan pada bulan Juni dan Juli," katanya. 

Pihaknya berupaya melakukan antisipasi agar tidak terjadi hal serupa yaitu dengan menyiapkan skenario sehingga pelayanan di kamar jenazah tetap lancar. Selain itu, pihaknya juga sudah menambah jumlah tenaga medis di bagian pemulasaran jenazah untuk mengantisipasi kejadian ini terulang kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement