REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Nama Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Marlin Agustina dicatut menjadi akun Facebook palsu oleh oknum tidak bertanggung jawab. Pencatutan ini dikhawatirkan digunakan untuk melakukan modus penipuan.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas, Protokol dan Penghubung Pemprov Kepri Hasan mengimbau agar masyarakat pengguna media sosial lebih berhati-hati dengan tidak memercayai jika ada pesan dari akun palsu mengatasnamakan Wakil Gubernur Marlin Agustina.
"Jangan langsung percaya jika ada pesan dari akun yang mengatasnamakan pejabat daerah. Apalagi sekelas gubernur dan wakil gubernur," kata Hasan, di Tanjungpinang, Rabu.
Hsan mengatakan siapa pun bisa menjadi siapa saja di media sosial, maka dari itu masyarakat dituntut untuk lebih cerdas, dan tidak gampang percaya sebelum membuktikan kebenarannya atas sumber dan apa pun informasi yang diterima."Dari kasus ini jelas ada unsur sengaja menduplikasi akun facebook wakil gubernur untuk tujuan tertentu. Hal seperti ini sebelumnya dialami juga oleh Gubernur Ansar Ahmad," ujar Hasan.
Untuk membedakan akun Facebook Wakil Gubernur Kepri yang asli dan palsu, katanya, bisa dilihat dari foto profil dan baner yang digunakan.Menurutnya, foto profil di Facebook resmi milik Wakil Gubernur Marlin Agustina menunjukkan ia sedang berdiri sedikit membungkuk sambil menyusun jari sepuluh dan merapatkannya ke dada.
Sedangkan baner yang digunakan di Facebook resmi, tampak Wakil Gubernur sedang bernyanyi didampingi suaminya Muhammad Rudi.Adapun foto profil yang digunakan untuk akun Facebook palsu, Marlin tampak sedang duduk di meja kerja dan di depannya ada papan nama bertuliskan 'WAKIL GUBERNUR'.
Baner yang digunakan adalah foto dirinya diapit dua orang pejabat, dan ketiganya menggunakan setelan jas hitam."Perbedaannya ada di foto profil dan baner. Apalagi foto Wakil Gubernur banyak di internet dan bisa diambil oleh siapa saja," ujar Hasan.Hasan meminta masyarakat segera mengonfirmasi ke Humas Pemprov Kepri jika ada akun palsu lainnya yang mengatasnamakan pejabat daerah ini. Apalagi mengatasnamakan gubernur dan wakil gubernur untuk disalahgunakan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
