Rabu 14 Jul 2021 18:40 WIB

Presiden Haiti Dibunuh, Eks Sniper Kolombia: Ada Konspirasi

Gutierrez ungkap orang-orang yang ditahan untuk amankan presiden, bukan membunuh.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Dua tersangka pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise dipindahkan untuk ditampilkan kepada pers di Direktorat Jenderal polisi di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 8 Juli 2021. Moise dibunuh dalam serangan terhadap pribadinya tinggal Rabu dini hari.
Foto: AP/Joseph Odelyn
Dua tersangka pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise dipindahkan untuk ditampilkan kepada pers di Direktorat Jenderal polisi di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 8 Juli 2021. Moise dibunuh dalam serangan terhadap pribadinya tinggal Rabu dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA --  Seorang mantan tentara Kolombia Matias Gutierrez mengungkapkan misi kelompok yang terlibat dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise. Gutierrez mengatakan, orang-orang dalam kelompok itu dikontrak untuk memberikan keamanan, bukan untuk membunuh.

Gutierrez, yang merupakan pensiunan penembak jitu pasukan khusus telah direkrut untuk bergabung dalam kelompok tersebut. Bulan lalu, semestinya dia melakukan perjalanan ke Haiti dengan kelompok itu. Namun Gutierrez dinyatakan positif Covid-19. "Jika saya ikut pergi, saya mungkin akan terlibat dalam hal yang sama dengan pasukan komando di sana," kata Gutierrez kepada Reuters pada Senin (12/7) malam.

Baca Juga

Gutierrez mengatakan, dia tahu orang-orang itu tidak terlibat dalam pembunuhan Moise. Menurut Gutierrez, mereka adalah orang-orang terhormat, dan terlatih. Gutierrez menduga ada sebuah konspirasi di balik pembunuhan Presiden Moise

"Itu bukan komando kami. Pasti ada konspirasi. Penangkapan mereka benar-benar kacau. Mengapa? Karena mereka tidak melakukan penyerangan, mereka mendukung permintaan pasukan keamanan presiden," kata Gutierrez.

Pihak berwenang Haiti mengatakan, Presiden Moise dibunuh pada Rabu pagi oleh pembunuh asing terlatih. Mereka terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Amerika Haiti. Sementara, 18 orang telah ditangkap dan tiga lainnya meninggal dalam baku tembak dengan pihak berwenang Haiti.

Beberapa kerabat dan rekan meragukan laporan pihak berwenang Haiti yang menangkap warga Kolombia. Mereka  mengatakan orang-orang itu dipekerjakan sebagai pengawal, bukan pembunuh bayaran. Gutierrez menunjukkan kepada Reuters sebuah obrolan melalui WhatsApp, di mana dia berdiskusi tentang pekerjaan untuk mengawal Presiden Moise.

Gutierrez mengatakan, dia saling mengirim pesan dengan beberapa rekannya ketika mereka pertama kali tiba di Haiti. Dalam pesan tersebut, beberapa rekan Gutierrez mengatakan bahwa, semuanya berjalan lancar, dan mereka tinggal di sebuah rumah yang dekat dengan istana presiden.

Orang-orang itu mendapatkan bayaran sebesar 2.700 dolar AS sebulan untuk membantu melindungi Moise. Mereka diyakinkan bahwa, mereka akan bekerja sama dengan pihak berwenang Haiti.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement