Rabu 14 Jul 2021 18:02 WIB

Thailand Kombinasikan Vaksin AstraZeneca dan Sinovac

Sudah ada 1.200 orang di Thailand menerima kombinasi vaksin Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Ahli virologi dan penasihat pemerintah Thailand tetap mendukung rencana mix and match vaksin Covid-19 meski publik menunjukkan keengganan. Dalam rencana ini, Thailand mencampurkan vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Sinovac.

Saat ini, belum ada penelitian yang secara spesifik meninjau penggabungan vaksin Covid-19 AstraZeneca dengan Sinovac. Akan tetapi, ada semakin banyak negara yang melihat pendekatan mix and match vaksin ini dapat memberikan perlindungan yang lebih bagi terhadap varian-varian SARS-CoV-2 yang sangat menular.

Dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan Thailand, ahli virologi dari Chulalongkorn University Yong Poovorawan mengatakan sudah ada 1.200 orang di Thailand yang menerima kombinasi vaksin AstraZeneca dan Sinovac. Sebagian menerima dosis pertama dari AstraZeneca dan dosis kedua dari Sinovac, dan sebagian lainnya menerima urutan yang sebaliknya.

Kombinasi ini umumnya diberikan karena adanya reaksi alergi yang dialami penerima vaksin setelah mendapatkan suntikan dosis pertama. Oleh karenanya, mereka harus mendapatkan vaksin yang berbeda sebagai dosis kedua.

"Tak ada efek samping berat, yang mengindikasikan bahwa (kombinasi vaksin) ini aman untuk penggunaan yang nyata," ujar Poovorawan, seperti dilansir CNN, Rabu (14/7).

Dalam kesempatan tersebut, Poovorawan juga menyampaikan temuan awal dari studi yang dia lakukan terhadap 40 subjek. Temuan awal dalam studi ini menunjukkan bahwa pemberian vaksin Covid-19 Sinovac untuk dosis pertama yang diikuti dengan pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca sebagai dosis kedua dapat menciptakan antibodi yang serupa dengan pemberian dua dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Pada Senin (12/7), Thailand mengumumkan bahwa kombinasi vaksin ini akan mereka adopsi. Akan tetapi beberapa pihak menilai keputusan tersebut cukup berisiko. "Warga Thailand bukanlah subjek pengetesan," ujar seorang dokter dan anggota parlemen dari Partai Seri Ruam Thai Rewat Wisutwet.

Pihak Sinovac tidak merespons permintaan untuk berkomentar terkait rencana kombinasi vaksin Thailand ini. Di sisi lain, pihak AstraZeneca mengatakan tiap negara berhak untuk membuat keputusan terkait peraturan vaksinasi di negara masing-masing.

Otoritas kesehatan Thailand menambahkan, tenaga kesehatan akan menerima suntikan booster dari vaksin Covid-19 AstraZeneca atau Pfizer. Keputusan ini diambil setelah 618 dari sekitar 677 ribu tenaga kesehatan yang sudah divaksinasi dengan vaksin Sinovac positif Covid-19. Dari 618 tenaga kesehatan yang positif Covid-19, hanya dua orang yang mengalami gejala Covid-19 berat dan salah satu di antaranya berujung pada kematian.

"Terlepas dari itu, semua vaksin telah terbukti efektif dalam mencegah perawatan di rumah sakit dan kematian," jelas pejabat Kementerian Kesehatan Thailand Pensom Lertsithichai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement