Rabu 14 Jul 2021 15:25 WIB

Pemerintah Haiti Terus Kejar Buron Pembunuhan Presiden

Pemerintah Haiti terus memburu lima pelaku pembunuhan Presiden Jovenel Moise

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Tersangka dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise duduk di lantai dengan tangan diborgol setelah ditahan, di Direktorat Jenderal polisi di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 8 Juli 2021. Seorang hakim Haiti yang terlibat dalam penyelidikan pembunuhan mengatakan bahwa Presiden Moise ditembak belasan kali dan kantor serta kamar tidurnya digeledah.
Foto: AP/Jean Marc Hervé Abélard
Tersangka dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise duduk di lantai dengan tangan diborgol setelah ditahan, di Direktorat Jenderal polisi di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 8 Juli 2021. Seorang hakim Haiti yang terlibat dalam penyelidikan pembunuhan mengatakan bahwa Presiden Moise ditembak belasan kali dan kantor serta kamar tidurnya digeledah.

REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE - Pemerintah Haiti terus memburu lima pelaku pembunuhan Presiden Jovenel Moise hingga Selasa (13/7) waktu setempat. Tiga tersangka baru yang ditangkap diidentifikasi sebagai seorang mantan senator Haiti, seorang pejabat pemerintah yang dipecat, dan seorang informan untuk pemerintah AS.

Satu tersangka yang baru ditangkap adalah mantan senator John Joel Joseph, seorang politikus Haiti yang terkenal dan penentang partai Tet Kale pimpinan Moise. Dalam sebuah video yang diunggah tahun lalu di Youtube, Joseph membandingkan Moise dengan virus corona. Dia mengatakan warga Haiti telah meninggal karena kelaparan atau terbunuh di tengah lonjakan kekerasan di bawah pemerintahannya.

Baca Juga

"Ketidakamanan telah menginfeksi setiap orang Haiti,” katanya kala itu.

Polisi mengidentifikasi tersangka kedua sebagai Joseph Felix Badio. Dia sebelumnya bekerja untuk Kementerian Kehakiman Haiti dan bergabung dengan unit anti-korupsi pemerintah pada Maret 2013. Badan tersebut mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Badio dipecat pada Mei menyusul pelanggaran serius terhadap aturan etika yang tidak ditentukan.

"Tindakan jahat ini merupakan penghinaan terhadap demokrasi kita," kata unit itu dalam sebuah pernyataan, Selasa (13/7). "Penulis, rekan penulis, kaki tangan harus diburu, diselidiki, dan dihukum dengan sangat keras," ujar pernyataan tersebut menambahkan.

Tersangka ketiga diidentifikasi bernama Rodolphe Jaar. Menurut catatan pengadilan ia lahir di Haiti, berbicara bahasa Inggris, dan memiliki gelar sarjana dalam administrasi bisnis. Dia bukan warga negara AS.

Jaar menggunakan nama alias "Whiskey" dan pada 2013 didakwa di pengadilan federal di Florida Selatan. Jaar didakwa atas tuduhan bersekongkol menyelundupkan kokain dari Kolombia dan Venezuela melalui Haiti ke AS. Dia mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman hampir empat tahun penjara.

Pada sidang hukuman 2015, pengacara Jaar mengatakan kepada pengadilan bahwa Jaar telah menjadi sumber rahasia bagi pemerintah AS selama beberapa tahun sebelum dakwaannya. Dia juga setuju untuk bekerja sama dengan otoritas federal dan meminta hukuman yang lebih ringan sebab dia memiliki seorang istri, anak berusia satu tahun, dan orang tua yang sudah lanjut usia.

Para pelaku tersebut termasuk di antara lima buronan yang menurut polisi bersenjata dan berbahaya. Pada Rabu (14/7) polisi melanjutkan untuk melacak mereka yang dicurigai dalam serangan 7 Juli dini hari di rumah pribadi Moise.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement