Selasa 13 Jul 2021 21:27 WIB

Dukung Penutupan Pintu Tol di Jateng, Ganjar: Bukan Lockdown

Akses tol di Provinsi Jateng akan ditutup pada 16-22 Juli 2021 selama PPKM Darurat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andri Saubani
Sejumlah kendaraan golongan I terlihat mengakses jalan tol ruas Semarang- Solo melalui Gebang Tol (GT) Banyumanik, Kota Semarang, Ahad (27/6). PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola jalan tol ini telah memberlakukan penyesuaian tarif, dengan nominal kenaikan berkisar Rp 1.000 hingga Rp 19.500 per transaksi.
Foto: Republika/bowo pribadi
Sejumlah kendaraan golongan I terlihat mengakses jalan tol ruas Semarang- Solo melalui Gebang Tol (GT) Banyumanik, Kota Semarang, Ahad (27/6). PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola jalan tol ini telah memberlakukan penyesuaian tarif, dengan nominal kenaikan berkisar Rp 1.000 hingga Rp 19.500 per transaksi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mendukung penutupan seluruh pintu tol yang ada di Jateng pada 16 sampai dengan 22 Juli 2021 mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk menekan mobilitas dan pergerakan masyarakat selama pelaksanaan PPKM Darurat di daerahnya.

Guberur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dikonfirmasi mengungkapkan, terkait dengan rencana tersebut sudah didengarnya langsung dari Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi. Keputusan tersebut, jelasnya, dilaporkan Kapolda Jawa Tengah untuk menekan pergerakan masyarakat selama pemberlakuan PPKM Darurat di Jawa Tengah.

Baca Juga

“Pak Kapolda kemarin sudah lapor ke saya untuk melakukan pengetatan-pengetatan itu,” jelas gubernur, di Semarang, Selasa (13/7).

Kendati begitu, orang nomor satu di Provinsi Jateng tersebut juga menitipkan pesan kepada kapolda Jawa Tengah, agar kebijakan penutupan pintu tol tersebut juga memperhitungkan beberapa hal. Seperti misalnya, jika pintu tol ditutup apakah masyarakat akan tetap pergi atau bertahan di rumah.

“Jika masyarakat tetap diperbolehkan pergi maka mereka akan mencari jalan lain,” ungkap Ganjar.

Soal itu pun, gubernur mengaku sudah mendapat komplain dari Kabupaten Grobogan yang selama ini menjadi jalur alternatif ke sejumlah daerah. “Maksud saya, itu yang harus diantisipasi, kalau exit tol ditutup mereka akan lewat mana,” tegasnya.

Gubernur juga menyampaikan, pengetatan di pintu tol tersebut bukan upaya untuk me-lockdown Jateng. Kebijakan itu sepenuhnya untuk mengurangi mobilitas masyarakat yang masih tinggi.

In Picture: Kasus Kematian Indonesia, Tertinggi di Dunia

photo
Petugas menurunkan peti jenazah dari mobil ambulan untuk dimakamkan di TPU khusus Covid-19 Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (13/7). Berdasarkan data Worldometers pada Selasa 13 Juli 2021 Indonesia menjadi negara dengan angka kasus harian terbanyak dengan penambahan kasus positif 40..427 orang dan angka kematian tertinggi di dunia bertambah 891 orang. (Republika/Thoudy Badai)

 

Sebab trasportasi dari sektor esensial seperti obat-obatan hingga logistik masih tetap bisa bergerak. Di sisi lain peningkatan kasus Covid-19 masih tinggi dan faktanya juga sudah terkonfirmasi ada varian Delta, sementara warga Jateng seakan masih cuek.

“Padahal kalau mereka tahu, kita ngurus oksigen saja sudah kaya begini,” tegasnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan, lanjut Ganjar, adalah tren mematikan lampu padamalam hari. Langkah itu memang terbukti cukup mampu mendorong masyarakat untuk tidak pergi dan mengurangi pergerakan, namun yang menjadi catatan guberur, apakah ada penjagaan aparat agar tidak terjadi kejahatan atau kecelakaan.

“Itu dua hal yang saya minta kepada kawan- kawan di kepolisian,” tambahnya.

Lebih lanjut, gubernur juga berharap agar masyarakat Jateng mendukung upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. Apalagi, varian Delta sudah ditemukan di beberapa wilayah di Jawa Tengah.

“Maka tolong masyarakat, tolong betul kalau anda tidak bergerak insyaallah anda akan terlindungi. Kalau anda terlindungi anda tidak akan pergi ke rumah sakit. Sebaliknya kalau semua tidak terlindungi akan sakit akhirnya pergi ke rumah sakit, maka rumah sakit juga penuh dan nanti orang akan marah- marah soal ambulans, soal tempat tidur, oksigen dan semua marah,” kata Ganjar.

Seluruh akses tol di Provinsi Jawa Tengan (Jateng) akan ditutup mulai 16 hingga 22 Juli 2021 sebagai upaya menekan mobilitas masyarakat saat PPKM Darurat. Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi mengatakan, hal tersebut merupakan keputusan dari rapat lintas sektor antara Polda Jateng dengan para pemangku kepentingan terkait.

"Dari Jakarta maupun Jawa Timur tidak bisa masuk kecuali yang susah diatur dalam SE Mendagri," kata Ahmad Luthfi dalam siaran pers, Selasa (13/7).

 

photo
Ilustrasi Aturan PPKM Darurat untuk Perusahaan - (republika/kurnia fakhrini)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement