Selasa 13 Jul 2021 20:10 WIB

Barbershop di Madrid Bantu Migran Bangun Masa Depan

Barbershop menawarkan pemuda migran kesempatan untuk masa depan yang lebih baik

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Barbershop / Ilustrasi
Foto: dok. Pancos Barbershop
Barbershop / Ilustrasi

IHRAM.CO.ID, MADRID -- Sebuah barbershop bernama Maakum, dengan nama lengkap La Pelu de Maakum, atau Maakum Barbershop, baru saja dibuka di wilayah Madrid, Spanyol. Musik reggaeton diputar dari speaker, AC menyala penuh dan seorang remaja, Mohamed Elhkchin (17 tahun) dari Maroko, menyapu lantai.

Pemandangan ini bisa dilihat dari tempat pangkas rambut mana pun di daerah tersebut. Tapi jika melihat lebih dekat, tempat ini menunjukkan sesuatu yang lebih unik. Sebuah tanda tertulis di dinding dalam bahasa Arab berarti "budaya hari ini, masa depan besok". Ada juga etalase yang menampilkan T-shirt dengan logo Maakum Ceuta Association, sebuah organisasi nirlaba yang membantu anak-anak migran dan remaja yang tiba sendirian di Spanyol.

Tidak seperti tempat pangkas rambut lainnya di area ini, La Pelu de Maakum menawarkan lebih dari sekadar potong rambut.  Ini adalah tempat yang menawarkan pemuda migran kesempatan untuk masa depan yang lebih baik.

Didirikan oleh Asosiasi Maakum Ceuta pada bulan April, inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi anak-anak yang datang ke Spanyol sendirian. Terutama bagaimana mendapatkan tempat tinggal setelah mereka berusia 18 tahun.

Diketahui anak-anak migran tanpa pendamping yang memasuki negara tersebut secara tidak teratur ditempatkan di bawah pengawasan negara sampai mereka mencapai usia legal.  Setelah itu, mereka akan sendirian. Namun sebagian besar mereka terjebak dalam perangkap birokrasi sehingga tidak dapat menemukan pekerjaan karena mereka tidak memiliki tempat tinggal, dan mereka tidak dapat memperoleh tempat tinggal karena mereka tidak memiliki pekerjaan.

Tanpa surat-surat, mereka dapat dideportasi kapan saja, dan juga memiliki risiko eksploitasi yang lebih besar. Itulah situasi yang coba dicegah oleh La Pelu de Maakum.

Idenya sederhana, orang-orang muda yang tidak lagi berada di bawah perawatan negara diberi kontrak untuk bekerja di tempat pangkas rambut dan setelah mereka sepenuhnya terlatih dan menetap. Mereka menyerahkan tempat mereka kepada orang lain lagi.

“Saya berusia 18 tahun pada bulan Agustus dan saya tidak yakin apakah saya akan berakhir di jalan,” kata Mohamed, duduk di kursi sofa merah di tempat pangkas rambut dilansir dari About Islam.

“Tetapi jika saya bekerja di sini dan memiliki sedikit uang yang ditabung, saya akan dapat menyewa tempat tinggal, meskipun itu hanya sebuah kamar.  Dan yang paling penting adalah saya bisa memperbarui surat-surat saya,"tambahnya.

Seperti banyak orang sebelumnya, Mohamed menyeberang ke kota eksklave Spanyol Ceuta di Afrika Utara dari Maroko pada 2019 untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

“Di Maroko, jelas bahwa saya tidak akan memiliki masa depan yang baik.  Jadi saya berpikir, 'Saya masih muda, saya masih bisa membuat masa depan untuk diri saya sendiri di tempat lain dan membantu diri saya sendiri dan keluarga saya,'" jelasnya.

Dia menghabiskan enam bulan di Ceuta dan kemudian dipindahkan ke Madrid di mana dia ditempatkan di pusat anak-anak.

Fasilitas ini dijalankan oleh pemerintah daerah, yang juga bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pelatihan.  Tetapi perawatan tersebut seringkali dinilai tidak maksimal.

Mohamed mengatakan banyak orang mengencangkan cengkeraman mereka pada tas mereka ketika dia berada di kereta Metro karena takut. Banyak juga yang mengabaikannya jika dia menanyakan arah di jalan dan tidak akan pernah membiarkan dia menelepon di ponsel mereka jika dia membutuhkan.

“Kami selalu berusaha melakukan yang terbaik agar orang-orang memiliki pendapat yang baik tentang kami, untuk menunjukkan bahwa kami datang ke sini karena suatu alasan.  Kami datang ke sini untuk bekerja, untuk membantu keluarga kami, tetapi ketika satu orang Maroko keluar dan mencuri dan kami semua adalah orang jahat, kami semua bersalah,” katanya.

“Keluarga saya sangat bangga dengan saya.  Meskipun saya belum melakukan banyak hal dan belum dapat membantu mereka, saya berada di jalur yang benar,"tuturnya.

Augusto Delkáder, seorang Profesor ilmu politik, percaya bahwa tindakan La Pelu de Makuum “sangat positif”, tetapi diperlukan solusi yang lebih berkelanjutan.

“Ini membuat orang merasa sedikit tidak nyaman bahwa LSM dan organisasi kecil melakukan kebijakan integrasi ketika ini harus menjadi tanggung jawab negara,” katanya.

“Orang-orang ini secara otomatis harus diberikan kemampuan. Jika tidak, hanya ada dua pilihan bagi mereka: deportasi atau hidup dalam persembunyian.” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement