Rabu 14 Jul 2021 03:05 WIB

'Masyarakat Jangan Mudah Percaya Hal tanpa Dasar Ilmiah'

Klaim vaksin Covid-19 membuat orang meninggal dipastikan tak berdasar.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
'Masyarakat Jangan Mudah Percaya Hal tanpa Dasar Ilmiah'. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: DOk BNPB
'Masyarakat Jangan Mudah Percaya Hal tanpa Dasar Ilmiah'. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat tidak mudah percaya pada penjelasan yang tidak memiliki dasar ilmiahn. Menurutnya, penjelasan dari Lois Owien perihal vaksin Covid-19 yang bisa menyiksa tubuh dan membuat orang meninggal bisa dipastikan klaim tidak mendasar.

"Itu tidak benar ya, sudah jelas ada berbagai kajian ilmiah tentang penyakit virus Covid-19,’’ kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (13/7).

Baca Juga

Dia menambahkan, hingga kini, jurnal ilmiah mengenai Covid-19 dan vaksin juga sudah semakin banyak. Hal itu, kata dia, menjadi sumber yang bisa dipercaya oleh masyarakat.

"Jangan mudah percaya hal tanpa dasar ilmiah. Walaupun itu dari seorang tenaga kesehatan,’’ kata dia.

Siti menambahkan situs resmi dan sumber tepercaya perlu diakses dan didapat masyarakat. Alih-alih, mempercayai pihak yang tidak bertanggung jawab apalagi tanpa kompetensi.

Sebelumnya, santer diberitakan dokter kontroversial, Lois Owien, yang menyebut kematian Covid-19 hanyalah interaksi antarobat. Dia juga mengatakan vaksinasi Covid-19 hanya menyiksa tubuh dan bisa menyebabkan kematian.

Dalam pernyataannya di media sosial, Lois menyebut dirinya tidak mempercayai Covid-19. Bahkan, dalam pengakuannya di acara TV swasta, dia juga tidak pernah mengenakan masker.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement