Selasa 13 Jul 2021 18:18 WIB

Wanita Belgia Meninggal Akibat Terinfeksi 2 Varian Corona

Hasil autopsi mengungkap wanita ini terinfesi varian alpha dan beta

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

IHRAM.CO.ID, BRUSSELS -- Seorang warga Belgia berusia 90 tahun meninggal setelah menderita infeksi terus menerus dari dua varian COVID-19. Wanita yang tidak divaksinasi, dan tidak disebutkan namanya ini, dinyatakan positif setelah masuk ke rumah sakit OLV di Aalst pada Maret.

Tingkat oksigennya awalnya baik, tetapi kondisinya dengan cepat memburuk. Dia meninggal lima hari kemudian. Otopsi mengungkapkan bahwa dia terinfeksi varian Alpha dan Beta pada saat kematiannya.

Baca Juga

"Ini adalah salah satu kasus koinfeksi pertama yang terdokumentasi dengan dua varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian," kata Anne Vankeerberghen dari rumah sakit OLV, dilansir di Fox News, Selasa (13/7).

 

Menurut Vankeerberghen, kedua varian ini beredar di Belgia pada saat itu. Ada kemungkinan wanita itu terinfeksi virus yang berbeda dari dua orang yang berbeda.

 

"Sayangnya kami tidak tahu bagaimana dia terinfeksi," tambahnya.

 

Varian Alpha pertama kali muncul di Inggris sedangkan strain Beta muncul di Afrika Selatan. Infeksi kemungkinan berasal dari orang yang berbeda.

 

Para peneliti di rumah sakit tidak dapat mengatakan apakah koinfeksi berperan dalam penurunan kondisi cepatnya. Pada Januari 2021, para ilmuwan di Brasil melaporkan dua orang telah terinfeksi secara bersamaan dengan dua jenis virus corona yang berbeda, tetapi penelitian tentang pasien tersebut belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

 

Vankeerberghen berspekulasi bahwa kurangnya pengujian untuk varian telah memungkinkan kasus koinfeksi serupa tidak terdeteksi.

 

"Karena koinfeksi dengan varian yang mengkhawatirkan hanya dapat dideteksi dengan analisis VOC dari sampel positif, kami akan mendorong para ilmuwan untuk melakukan analisis VOC yang cepat, mudah, dan murah dengan PCR pada sebagian besar sampel positif mereka, bukan hanya keseluruhan. Sekuensing genom dalam proporsi kecil," katanya.

 

Menurutnya, terlepas dari teknik yang digunakan, waspada terhadap koinfeksi tetap penting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement