Selasa 13 Jul 2021 17:05 WIB

Telkom Dukung Lahirnya Kawasan Ekonomi Baru

Dukungan diantaranya melalui pembangunan infrastruktur telekomunikasi secara nasional

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Gita Amanda
 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) turut mendukung lahirnya kawasan ekonomi baru. Dukungan yang diberikan Telkom tersebut diantaranya melalui pembangunan infrastruktur telekomunikasi secara nasional.
Foto: Telkom Indonesia
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) turut mendukung lahirnya kawasan ekonomi baru. Dukungan yang diberikan Telkom tersebut diantaranya melalui pembangunan infrastruktur telekomunikasi secara nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) turut mendukung lahirnya kawasan ekonomi baru. Dukungan yang diberikan Telkom tersebut diantaranya melalui pembangunan infrastruktur telekomunikasi secara nasional.

Telkom menghadirkan stack layanan terlengkap, mulai dari digital connectivity (broadband), digital platform, dan digital services. Tak hanya itu, Telkom juga telah hadir di 13 pulau dengan kategori 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) sebagai bagian dari pemerataan pembangunan, serta mendukung konektivitas di destinasi wisata prioritas.

"Kita sudah membangun fiber optic baik di darat maupun di laut yang menghubungkan hampir di seluruh kota/kabupaten, serta membangun satelit untuk menjangkau daerah terpencil," kata Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, dalam sebuah acara diskusi virtual, Selasa (13/7).

Untuk layanan seluler, Ririek menjelaskan, Telkom melalui Telkomsel telah membangun 231 ribu BTS yang diperkirakan telah menjangkau sekitar 99 persen populasi. Ririek mengakui saat ini masih ada sekitar 25 persen penduduk Indonesia yang belum menggunakan smartphone sehingga masih ada keterbatasan dalam mengakses berbagai data.

Selain itu, untuk layanan fixed broadband, Telkom menyiapkan IndiHome yang saat ini sudah menjangkau 496 kota/kabupaten. Telkom juga telah membangun 12,7 juta port FO dan juga 387 ribu Wi-Fi termasuk yang gratis maupun berbayar dengan tarif murah.

Secara umum, Ririek mengatakan, Telkom akan menggunakan tiga platform untuk memperkuat konektivitas. Pertama adalah konektivitas berbasis fiber optic. Namun tidak semua rumah mampu menjangkau baik secara teknis maupun secara ekonomi.

Platform Kedua adalah fixed wireless yang ditujukan untuk daerah-daerah yang lokasinya agak sulit dijangkau dengan fiber optic. Sedangkan platform ketiga akan menggunakan satelit untuk menjangkau daerah-daerah yang sangat terpencil.

Saat ini ada sekitar 8.000 lebih desa yang masuk kategori 3T yang belum memiliki coverege dan ada 3.000 lebih desa di luar 3T yang juga belum memiliki coverege. Totalnya ada 12 ribu. "Telkom dan Telkomsel siap mendukung daerah-daerah tersebut. Sehingga diharapkan akhir tahun 2022 sudah ada connectivity di 12 ribu desa tersebut," tutur Ririek.

Selain connectivity broadband, menurut Ririek, layanan lainnya yang dibutuhkan untuk melahirkan kawasan ekonomi baru adalah digital platform maupun digital services. Untuk digital platform, Telkom telah membangun sejumlah infrastruktur antara lain data center, cloud, big data, hingga artificial intellegence (AI).

Sedangkan untuk digital services, Telkom mulai membangun aplikasi untuk consumer, ritel maupun enterprise. Saat ini Telkom telah melakukan sejumlah investasi dan akuisisi untuk melengkapi infrastruktur digital platform maupun digital services.

"Ini semua dibangun melalui investasi sendiri atau kerja sama dengan pihak lain. Ini diharapkan sejalan dengan program-program pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan digital ekonomi yang hari ini masih 4 persen menjadi 8 persen dan selanjutnya 18 persen," tutur Ririek. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement