Selasa 13 Jul 2021 14:35 WIB

PPKM Darurat di Bandar Lampung Belum Merata

Banyak toko nonesensial buka dan arus lalu lintas kendaraan masih normal

Rep: mursalin yasland/ Red: Hiru Muhammad
Penumpang berjalan menuju bus yang akan menuju Pelabuhan Bakauheni di terminal tipe A Rajabasa Lampung, Lampung, Selasa (6/7/2021). Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi Lampung menyebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali berdampak pada sektor perjalanan darat hingga mengalami penurunan sebanyak 70 persen karena penumpang yang biasanya menuju pulau Jawa seperti Tangerang, Jakarta, hingga Surabaya menjadi relatif kosong.
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Penumpang berjalan menuju bus yang akan menuju Pelabuhan Bakauheni di terminal tipe A Rajabasa Lampung, Lampung, Selasa (6/7/2021). Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi Lampung menyebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali berdampak pada sektor perjalanan darat hingga mengalami penurunan sebanyak 70 persen karena penumpang yang biasanya menuju pulau Jawa seperti Tangerang, Jakarta, hingga Surabaya menjadi relatif kosong.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di wilayah Kota Bandar Lampung masih belum merata pada hari kedua, Selasa (13/7). Masih banyak terlihat toko nonesensial buka, dan arus lalu lintas kendaraan masih tampak normal seperti biasa.

Berdasarkan pemantauan Republika, penyekatan ruas jalan dalam kota beberapa titik diterapkan sejak pagi sampai siang, namun setelah petugas tiada,  kendaraan di wilayah penyekatan kembali melintas.  Kebanyakan kendaraan mobil pribadi dan umum. Sedangkan toko-toko di jalan-jalan protokol masih buka seperti biasa, sedangkan mal-mal dan restoran tutup total.

Penyekatan yang berlangsung selama 24 jam terpantau hanya di Bundaran Tugu Raden Intan II persisnya di bawah gapura Selamat Datang di Kota Bandar Lampung. Petugas posko penyekatan memasang tenda dan menyiapkan sejumlah petugas. Mereka melakukan pengawasan terhadap kendaraan berpelat nomor di luar Lampung.

Sedangkan penyekatan di posko pintu keluar Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) persisnya di Polsek Wayhuwi, masih terpantau pada siang sepi. Kendaraan yang keluar dari gerbang tol keluar menuju dalam Kota Bandar Lampung masih lengang, sehingga aktivitas petugas jaga juga santai.“Kalau kendaraan luar Lampung yang keluar pintu tol Kotabaru masuk kota masih sedikit, jadi penjagaan normal-normal saja,” ujar Rudi, petugas jaga posko penyekatan.

Masyarakat mengeluhkan toko-toko tutup lantaran ada penyekatan di area Pasar Tengah tersebut. Menurut Rusli, warga Bandar Lampung, penutupan toko-toko di Pasar Tengah sebagai pusat grosir dapat menghambat ekonomi warga. “Pasar Tengah itu sebagai pusat grosir, kalau tutup total jelas berpengaruh dengan ekonomi, paling tidak distribusi barang terganggu, harga jadi naik,” kata Rusli, pedagang eceran di Bandar Lampung.

Selain di Pasar Tengah, aktivitas masyarakat di Pasar Bambu Kuning, Pasar SMEP, Pasar Kangkung, Pasar Cimeng, dan Pasar Way Halim masih berlangsung normal. Pedagang toko dan pedagang kaki lima masih bukan seperti layaknya hari-hari normal sebelum pemberlakuan PPKM darurat.

Pedagang kaki lima masih menggelar dagangan di pasar-pasar tradisional, selain tidak mengetahui adanya larang berdagang pada masa PPKM darurat juga semat-mata untuk mencari rezeki, untuk kebutuhan sehari-hari keluarga. “Dagang saja masih kurang, apalagi tidak dagang sama sekali,” ujar Dewi, pedagang di Pasar Way Halim.

Pemberlakuan PPKM darurat di Kota Bandar Lampung mulai Senin (12/7) sampai Selasa (20/7). PPKM darurat di ibukot Provinsi Lampung tersebut, lantaran Kota Bandar Lampung berstatus zona merah pada masa pandemi Covid-19. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement