Selasa 13 Jul 2021 10:05 WIB

IHSG Diperkirakan Menguat Terkerek Kenaikan Bursa Global

Dari sisi makro ekonomi, investor pekan ini menantikan data inflasi bulan Juni AS.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ferry kisihandi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/7/2021).
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/7/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan hari ini, Selasa (13/7). IHSG menguat ke level 6.097,22 dan sempat tembus ke level 6.114,28. 

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan, IHSG akan bergerak menguat hari ini. Perkiraan tersebut sejalan dengan pergerakan indeks saham Asia dan Wall Street.

"Indeks saham di Asia pagi ini dibuka naik, mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang kembali mencatatkan level penutupan tertinggi," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (13/7). 

Menurut riset Phillip, pergerakan  pasar saham mendapat pengaruh dari musim laporan keuangan emiten kuartal II 2021. Laba dari emiten dalam indeks S&P 500 secara keseluruhan diprediksi tumbuh 64 persen yoy selama kuartal II 2021.

Investor akan memberi perhatian pada prospek pertumbuhan laba di Semester II 2021 dalam petunjuk yang diberikan oleh emiten, mengingat besarnya potensi moderasi pertumbuhan setelah mengalami lonjakan di awal fase pembukaan kembali ekonomi.  

Dari sisi makro ekonomi, investor pekan ini menantikan data inflasi (CPI) bulan Juni AS yang akan dirilis nanti malam dan rilis data penjualan ritel bulan Juni AS yang akan di rilis Jumat (16/7) mendatang. 

Investor juga menantikan penampilan ketua the Federal Reserve Jerome Powell di depan Komite Perbankan Senate (DPD) AS untuk memberi Laporan Kebijakan Moneter Semi-Tahunan pada hari Rabu dan Kamis. 

Investor pasti akan mencari sinyal kapan dan bagaimana the Fed akan menguragi (tapering) paket stimulus moneter. Untuk hari ini, investor di Asia menantikan rilis data Neraca Perdagangan bulan Juni Cina. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement