Senin 12 Jul 2021 21:13 WIB

Petrokimia Gresik Hadirkan Tiga Produk Baru

Ketiga produk akan bersaing di pasar nonsubsidi atau komersial.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo
Foto: Istimewa
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Petrokimia Gresik secara resmi meluncurkan tiga produk baru untuk memeringati HUT ke-49 akhir pekan kemarin. Ketiganya yakni, pupuk SP-26 PETRO, Petro Niphos, dan Phonska Alam.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, tiga produk ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian agar mendongkrak kesejahteraan petani, sekaligus mewujudkan pertanian berkelanjutan. “Tiga produk ini nantinya akan bersaing di pasar non-subsidi atau komersial,” ujar Dwi Satriyo, dalam keterangan, Senin (12/7).

Tahun ini terdapat penyesuaian formula unsur hara P dalam pupuk NPK Phonska bersubsidi dari NPK 15-15-15 menjadi NPK 15-10-12. Selain itu, alokasi pupuk SP-36 bersubsidi tahun 2021 juga mengalami penyesuaian dan hanya diperuntukkan bagi tanaman hortikultura. Sehingga tidak bisa ditebus untuk tanaman pangan.

“SP-26 PETRO hadir sebagai respons atas penyesuaian unsur hara P tersebut dan juga alternatif atas penyesuaian alokasi pupuk SP-36 bersubsidi,” ujar Dwi.

Ia menambahkan, pupuk ini memiliki kandungan unsur hara makro Fosfor (P) sejumlah 26 persen dan Sulfur (S) sejumlah 5 persen yang mudah larut dan tersedia bagi tanaman. Selain itu juga tidak bersifat higroskopis, sehingga tidak mudah menggumpal dalam suhu ruangan. Secara fisik, SP-26 berwarna abu kecoklatan dan berbentuk granul dengan ukuran yang seragam sehingga memudahkan petani dalam aplikasinya, yaitu ditabur atau dibenamkan. Dosisnya antara 150 kg hingga 500 kg per hektare tergantung pada komoditas tanaman.

Sementara, Petro Niphos diciptakan sebagai respons atas kebutuhan petani hortikultura yang menggunakan pupuk non-subsidi khususnya NPS. Petro Niphos mengandung unsur hara N (minimal 20 persen), P (minimal 20 persen), dan S (minimal 13 persen) yang lebih tinggi dibanding pupuk majemuk pada umumnya. Pupuk ini juga berbentuk granul, dan diperuntukkan khusus untuk komoditas hortikultura (sayuran daun) dan pangan. Dosisnya bervariasi antara 250 kg hingga 700 kg per hektare sesuai dengan komoditas atau tanaman.

Dwi menegaskan, produk Phonska Alam merupakan produk pupuk majemuk pertama dengan kandungan bahan-bahan mineral alami sebagai sumber N (dalam bentuk nitrat maksimal 5 persen), P (minimal 10 persen) dan K (minimal 10 persen) yang telah mendapatkan sertifikat organik dan berlogo Organik Indonesia. Secara fisik Phonska Alam berbentuk granul dan berwarna abu kehitaman.

Pupuk ini diperuntukkan untuk komoditas organik pangan, hortikultura dan perkebunan. Dosis yang digunakan antara 500 kg per hektare hingga 1.800 kg per hektare menyesuaikan dengan komoditas tanaman. “Phonska Alam adalah rangkaian pupuk yang dibutuhkan dalam sistem pertanian organik. Ini menjadi wujud kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung terwujudnya pertanian berkelanjutan,” tegas Dwi.

Petrokimia Gresik juga menegaskan, berencana akan melakukan demonstration plot (demplot) di sejumlah daerah. Tujuannya agar petani dapat mengetahui langsung khasiat dari penggunaan ketiga pupuk non-subsidi ini.

“Ini merupakan tonggak sejarah baru bagi Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Group dalam menciptakan masa depan Indonesia, khususnya dalam hal mewujudkan ketahanan pangan nasional dan pertanian berkelanjutan,” tutur Dwi Satriyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement