Senin 12 Jul 2021 20:35 WIB

Wisata Religi Bisa Dipadukan dengan Kegiatan Kedermawanan

Inovasi dan kolaborasi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan

Suasana kosong di tempat wisata religi Kompleks Masjid Kesultanan Banten di Kasemen, Serang, Banten, Ahad (4/7/2021). Pemprov Banten menutup sementara sejumlah objek wisata selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tanggal 3 - 20 Juli akibat tingginya angka penularan COVID-19 yang terjadi di hampir semua kabupaten/kota kecuali di Kabupaten Pandeglang.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Suasana kosong di tempat wisata religi Kompleks Masjid Kesultanan Banten di Kasemen, Serang, Banten, Ahad (4/7/2021). Pemprov Banten menutup sementara sejumlah objek wisata selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tanggal 3 - 20 Juli akibat tingginya angka penularan COVID-19 yang terjadi di hampir semua kabupaten/kota kecuali di Kabupaten Pandeglang.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengkategorikan wisata religi dalam bagian pengembangan minat khusus. Kegiatan wisata ini tidak semata hanya melihat alam, namun erat kaitannya dengan aktifitas atau kunjungan ke lokasi yang memiliki aspek keagamaan.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa, menyebut wisata religi dan wisata halal merupakan dua hal yang berbeda. Wisata halal bukan berkaitan dengan kegiatannya, namun penyiapan fasilitas atau amenitas untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim.

Baca Juga

"Saat ini, untuk wisata religi atau aktifitas wisata yang berkaitan dengan religi jumlahnya banyak. Lebaran menyumbang paling banyak pergerakan wisatawan," kata dia dalam webinar Indonesia Islamic Marketing Festival 2021 Episode 1, dengan topik 'Meningkatkan Kualitas Layanan Haji, Umrah, dan Wisata Islami', Senin (12/7).

Terkait wisata religi, Kemenparekraf disebut tengah menjalin kerja sama dengan Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal dinilai dapat menunjukkan jika Islam tidak hanya untuk Muslim namun ada hal lain yang bisa dikembangkan lagi.

Ke depan, ia menyebut wisata religi bisa saja bukan hanya berupa kegiatan wisata biasa, namun dikembangkan dengan melakukan kegiatan kedermawanan, seperti bersedekah atau berkaitan dengan kaidah agama dan membawa manfaat.

"Ibu-ibu pengajian bisa kita ajak untuk berwisata ke salah satu masjid dan mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan memberikan sedekah ke masyarakat lokal. Atau bisa ke pesantren dan melakukan gotong royong memperbaiki kamar mandi atau tempat bilas agar sesuai standard," lanjutnya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement