Senin 12 Jul 2021 16:47 WIB

Pasien RSUD Tarakan Tertahan di IGD karena Ruangan Penuh

RSUD Tarakan coba tambah kapasitas dengan bangun tenda darurat.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan membersihkan sampah di samping tenda darurat yang didirikan di halaman SDN 2 Cideng, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Menyusul adanya lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta, tenda darurat tersebut akan diperuntukkan perawatan bagi pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan kapasitas 10 tempat tidur.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan membersihkan sampah di samping tenda darurat yang didirikan di halaman SDN 2 Cideng, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Menyusul adanya lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta, tenda darurat tersebut akan diperuntukkan perawatan bagi pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan kapasitas 10 tempat tidur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat, melebihi kapasitas ruang perawatan. Alhasil, banyak pasien yang tertahan di ruang instalasi gawat darurat (IGD).

Direktur RSUD Tarakan, Dian Ekowati, mengatakan, sebenarnya pihaknya telah meningkatkan jumlah ruang perawatan sejak awal Juni lalu atau sejak terjadinya lonjakan kasus. Kini sudah tersedia 250 ruang perawatan pasien Covid-19.

Baca Juga

"Tapi, pasien yang masuk jumlahnya bisa antara 300 sampai 400. Sehingga sebagian masih tertahan di IGD," kata Dian di RSUD Tarakan, Senin (12/7).

Untuk mengatasi persoalan ini, kata Dian, pihaknya sudah mendirikan dua tenda darurat yang bisa dijadikan tempat perawatan. Lantaran keterbatasan lahan, tenda itu diletakkan di SDN 02 Cideng yang lokasinya persis di sebelah RSUD Tarakan.

Tapi, tenda darurat itu belum bisa digunakan karena terbatasnya sumber daya manusia. "Kami masih membutuhkan sekitar 5 orang dokter lagi untuk bisa beroperasi. Itu saja hambatannya," ujar Dian.

Selain ruang perawatan yang penuh, permasalahan lainnya di RSUD Tarakan adalah pengisian ulang tabung oksigen medis. Dian menyebut, pihaknya hanya memiliki satu mobil yang setiap hari bolak-balik mengisi tabung oksigen.

Dian pun berterima kasih atas bantuan armada yang disediakan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Termasuk pula armada tambahan dari Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement