Senin 12 Jul 2021 11:45 WIB

Buat Gaduh Soal Covid-19, Dokter Lois Ditangani Mabes Polri

Dokter Lois Owen dilaporkan sejumlah pihak karena pernyataannya.

Rep: Ali Mansur/ Red: Indira Rezkisari
Tangkapan layar profil akun Twitter dr Lois Owien, dokter umum yang kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial soal Covid-19.
Foto: Tangkapan layar
Tangkapan layar profil akun Twitter dr Lois Owien, dokter umum yang kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial soal Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Lois Owien tengah menjadi perbincangan hangat usai pernyataannya terkait wabah Covid-19 menuai kontroversial. Ia menyebut Covid-19 bukan virus, termasuk berkomentar pasien Covid meninggal karena interaksi antarobat. Akibat pernyataannya Lois berurusan dengan hukum.

Lois dikabarkan telah ditahan dan kasusnya ditangani oleh Polda Metro Jaya. Hal ini berdasarkan keterangan dokter sekaligus aktivis Tirta Mandira Hudhi atau lebih dikenal dengan nama dr Tirta. Ketika dikonfirmasi, Polda Metro Jaya menyampaikan bahwa kasus Lois ditangani oleh Mabes Polri. "Ke Mabes ditangani Mabes," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Yusri Yunus saat dikonfirmasi, Senin (12/7).

Baca Juga

Kegaduhan yang dibuat Lois tengah menjadi sorotan banyak pihak. Bahkan seorang pengacara Pitra Romadhoni pun berencana melaporkan Lois ke Polda Metro Jaya hari ini. Dokter Lois dinilai telah menimbulkan keonaran gara-gara pernyataan kontroversinya tersebut.

"Sehubungan dengan pernyataan dr Lois Covid 19 Bukan Virus, sehingga diduga pernyataan tersebut dapat menimbulkan keonaran di kalangan masyarakat. Maka untuk itu kami akan membuat Laporan Polisi hari ini di Polda Metro Jaya," kata Pitra Romadoni Nasution.

Menurut Pitra, Lois dilaporkan terkait dengan dugaan Pasal 14 dan 15 UU No 1 Tahun 1946 jo Pasal 45 A ayat 1 UU No. 19 Tahun 2016 tentang kabar tidak pasti yang dapat menimbulkan keonaran di kalangan masyarakat.

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) sebenarnya akan memanggil Lois untuk dimintai klarifikasi dan pertanggungjawaban ilmiah. Namun Lois sempat menegaskan dia pasti akan menolak jika dapat panggilan dari MKEK IDI. Disebutnya penolakannya sebagai bentuk perjuangannya. Apalagi, kata dia, pemikirannya selalu ditolak oleh Ikatan Dokter Indonesia hingga Kemenkes.

"Saya sudah berjuang sangat keras di dunia nyata untuk membantu IDI dan Kemenkes, tapi ditolak karena mereka sudah punya protokol sendiri (dari) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata Lois.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement