Senin 12 Jul 2021 06:53 WIB

India Tarik Seluruh Pejabat Konsulat di Afghanistan

India menarik pejabat konsulat menyusul pertempuran sengit di Kandahar.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Afghanistan dan perlengkapan perang AS.
Foto: Anadolu Agency
Tentara Afghanistan dan perlengkapan perang AS.

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- India menarik seluruh pejabat dari konsulatnya di Kandahar, Afghanistan selatan pada Ahad (11/7). Hal ini dilakukan ketika Taliban terus menguasai kendali di tengah penarikan pasukan internasional.

"Karena pertempuran sengit di dekat kota Kandahar, personel yang berbasis di India telah dibawa kembali untuk sementara waktu," kata Kepala Juru Bicara klKementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi.

Baca Juga

"India memantau dengan cermat situasi keamanan yang berkembang di Afghanistan," kata Bagchi menambahkan.

Bagchi mengatakan, konsulat India di Kandahar untuk sementara dijalankan oleh staf lokal. Pada Jumat (9/7) Taliban mengatakan, mereka telah menguasai 85 persen wilayah Afghanistan. Pejabat pemerintah Afghanistan menolak pernyataan itu, dan menyebutnya sebagai kampanye propaganda.

Menteri luar negeri India pada Jumat menyerukan pengurangan kekerasan. Dia mengatakan situasi di Afghanistan memiliki pengaruh langsung pada keamanan regional.

Sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan penarikan pasukan asing di Afghanistan, Taliban telah menguasai sejumlah distrik. Hingga saat ini Taliban menguasai sekitar sepertiga dari 421 distrik dan pusat distrik di Afghanistan.

Pasukan Amerika Serikat (AS) meninggalkan pangkalan utama militer di Afghanistan pada Jumat (2/7). Sebelumnya Presiden Biden mengatakan, penarikan pasukan AS dari Kabul dimulai pada 1 Mei hingga 11 September. "Semua tentara Amerika dan anggota pasukan NATO telah meninggalkan pangkalan udara Bagram," kata pejabat senior keamanan AS tanpa menyebut nama.

Selama ini, militer AS telah mengoordinasikan perang udara dan dukungan logistiknya untuk perang dari pangkalan udara Bagram, yang terletak sekitar 60 kilometer utara Kabul. Penarikan pasukan ini merupakan akhir dari misi pimpinan AS di Afghanistan.

Pangkalan militer Bagram kemudian diserahkan kepada pemerintah Afghanistan. Seorang pejabat Afghanistan mengatakan, pangkalan itu akan secara resmi diserahkan kepada pemerintah.

"Kami menganggap evakuasi semua pasukan AS dari Bagram sebagai langkah positif dari penarikan pasukan asing di semua bagian negara. Itu demi kepentingan mereka dan warga Afghanistan. Warga Afghanistan dapat bergerak lebih dekat ke perdamaian dan  keamanan dengan penarikan penuh pasukan AS," kata Taliban dalam sebuah pernyataan.

Secara terpisah, Otoritas Penerbangan Sipil Afghanistan (CAA) mengumumkan bahwa mereka mengambil kendali radar dan jaringan komunikasi satelit VSAT yang memandu penerbangan dari Lapangan Terbang Bagram.  Kedua sistem dinonaktifkan sebelum Operation Resolute Support yang dipimpin NATO mengosongkan fasilitas tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement