Ahad 11 Jul 2021 22:59 WIB

Wagub Sumbar Tinjau Penerapan PPKM di Bandara Minangkabau

Wagub Sumbar menyebut penerapan PPKM Darurat telah berjalan baik

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joynaldy menilai penerapan aturan sesuai kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sudah berjalan dengan baik.
Foto: Humas BIM
Suasana di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joynaldy menilai penerapan aturan sesuai kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sudah berjalan dengan baik.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joynaldy menilai penerapan aturan sesuai kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sudah berjalan dengan baik.

Ia melihat penumpang yang datang harus membawa surat bukti PCR Swab yang berlaku 2 x 24 jam. "Hari ini hanya ada 14 penerbangan datang dan pergi di BIM. Untuk kedatangan hanya dari dua daerah yaitu dari Jakarta dan Batam," kata Audy, saat meninjau penerapan aturan terkait PPKM di BIM, Ahad (11/7).

Di BIM, untuk penumpang yang datang dari Jakarta semuanya wajib memiliki bukti PCR Swab 2x24 jam. Petugas di bandara menurut Audy akan memastikan hal tersebut berjalan dengan baik.

Sementara untuk penumpang yang datang dari Batam pada hari Senin (12/7/) juga akan diwajibkan memiliki bukti PCR 2 x 24 jam. Hal itu diterapkan karena Batam juga merupakan salah satu daerah yang masuk kebijakan PPKM darurat.

Sementara untuk masyarakat yang ingin keluar menggunakan pesawat udara juga Dia menilai kedatangan dan keberangkatan di bandara sudah terdata dengan baik sehingga pengawasan penerapan aturan juga relatif lebih mudah.

Menurut Audy, dengan adanya surat bukti PCR swab tersebut tidak dibutuhkan lagi posko tes PCR Swap di BIM karena hanya akan menjadi pemborosan.

"Dulu kan yang datang itu hanya pakai surat keterangan rapid anti bodi atau antigen sehingga perlu posko tes PCR Swab di bandara. Sekarang sudah pakai surat bukti PCR jadi tidak dibutuhkan lagi," ucap Audy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement