Ahad 11 Jul 2021 14:12 WIB

MDMC Gelar Edukasi Teknik Pembuatan Oksigen Darurat

Permintaan oksigen cair meningkat pesat di beberapa tempat.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jawa Tengah menggelar edukasi teknik pembuatan oksigen darurat secara daring melalui webinar bertema "Teknik Pembuatan Oksigen Darurat" pada Sabtu (10/7). Webinar tersebut menghadirkan narasumber Dosen Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), M Mujiburohman .

Pemaparan materi dimulai dari latar belakang pentingnya pemahaman masyarakat dalam membuat oksigen darurat, melihat pasokan oksigen semakin susah untuk ditemui. Hal itu selaras dengan data yang diperoleh dari situs Worldmeters per 10 Juli 2021, dimana pandemi belum mereda dan pasien terpapar Covid-19 yang meninggal dunia terus bertambah.

Umumnya korban mengalami happy hypoxia, yaitu kadar atau saturasi oksigen dalam darah (SaO2) di bawah batas normalnya (95-100 persen). Untuk menangani pasien para tenaga kesehatan umumnya menggunakan ventilator, yakni alat bantu pernafasan yang dihubungkan dengan tabung penyedia oksigen kemurnian tinggi.

Saat ini hampir semua rumah sakit mendapatkan suplai gas oksigen dari oksigen cair yang disimpan dalam tabung-tabung silinder bertekanan (vessel). Pada proses produksi oksigen cair ini termasuk berbiaya tinggi (high cost) karena menggunakan energi kompresi tinggi, pendinginan pada suhu sangat rendah.

Di sisi lain permintaan oksigen cair meningkat pesat di beberapa tempat. Bahkan sudah terjadi kelangkaan oksigen cair. "Dengan kondisi demikian perlu adanya metode atau alat penghasil oksigen kemurnian tinggi yang murah dan mudah diinstalasi," kata Mujiburohman.

Menurutnya, oksigen darurat menjadi jalan alternatif yang sangat dibutuhkan di masa pandemi untuk dapat membantu pasien yang sedang membutuhkan. Mujiburohman menjelaskan teknologi untuk memproduksi oksigen. Mulai dari distilasi fraksinasi, adsorpsi dengan molecular sieve adsorbent, membrane gas separation, dan elektrolisis.

"Dari empat teknologi yang ada, adsorpsi menggunakan adsorben selektif dinilai yang paling tepat untuk membuat Emergency Oxy-Generator (EOG). Ditempuh dengan jalan memodifikasi mesin nitro-generator yang sudah ada dan membuat mesin baru EOG," katanya.

Sekretaris MDMC Jawa Tengah, Istanto, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan oksigen pada saat darurat.

"Ke depan diharapkan masyarakat dapat mengembangkan secara mandiri di masing-masing daerah untuk keperluan darurat dan UMS dapat mempelopori dalam pembuatan oksigen darurat tersebut," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement