Jumat 09 Jul 2021 14:55 WIB

Oksigen Medis di Banyumas Hanya Cukup untuk Beberapa Jam

Stok oksigen tidak bisa dijaga dalam kondisi kebutuhan beberapa hari.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Mas Alamil Huda
Pekerja memindahkan tabung kosong di agen isi ulang oksigen, Jalan A H Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (9/7). Pedagang mengaku oksigen isi ulang mulai langka bahkan habis sejak Ahad (4/7) menyusul tidak adanya pasokan dari distributor pasca melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja memindahkan tabung kosong di agen isi ulang oksigen, Jalan A H Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (9/7). Pedagang mengaku oksigen isi ulang mulai langka bahkan habis sejak Ahad (4/7) menyusul tidak adanya pasokan dari distributor pasca melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketersediaan stok oksigen medis di berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 di Banyumas, menghadapi masalah. Hal ini mengingat stok oksigen tidak bisa dijaga dalam kondisi kebutuhan beberapa hari, melainkan hanya dalam skala jam.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas Sadiyanto. Dia menyatakan, stok oksigen sejauh ini masih aman. Meski stok ketersediaannya dihitung berdasarkan cukup untuk memenuhi kebutuhan beberapa jam ke depan, namun kiriman atau droping oksigen selalu datang tepat waktu.

''Cuma datangnya tidak bisa banyak misalnya untuk memenuhi kebutuhan dua atau tiga hari. Mungkin karena daerah lain kebutuhannya juga mendesak dan meningkat, sehingga pihak distributor tidak bisa memasok dalam jumlah banyak,'' jelasnya.

Meski demikian dia menyebutkan, sejauh ini kebutuhan oksigen medis di berbagai rumah sakit masih terpenuhi. Kalau ada salah satu rumah sakit yang kekurangan, maka akan kami koordinasikan dengan rumah sakit yang masih menyediakan stok oksigen cukup banyak.

''Kami minta rumah sakit yang masih agak longgar stok oksigennya, untuk meminjami rumah sakit yang stok oksigennya kritis. Setelah pasokan datang, oksigen di rumah sakit itu kami kembalikan,'' jelasnya.

Dengan cara ini, dengan cara ini kebutuhan oksigen di rumah-rumah sakit masih dapat terpenuhi. ''Hanya memang kondisinya rawan. Kalau stok oksigen sampai benar-benar habis beberapa menit saja, akan ada pasien yang tidak bisa diselamatkan,'' jelasnya.

Untuk lebih menjamin kebutuhan oksigen di rumah sakit, Sadiyanto menyatakan, pihaknya telah mengusulkan agar dibuat depo tabung oksigen di tingkat kabupaten. Dengan demikian, RS yang kekurangan oksigen bisa langsung mengambil ke depo tanpa harus meminjam tabung oksigen di rumah sakit lain.

''Depo oksigen ini ibaratnya sebagai bumper. Setiap rumah sakit, tetap memiliki stok sediaan oksigen sendiri. Namun bila terjadi krisis kehabisan oksigen, rumah sakit bisa mengambil di depo oksigen Pemkab,'' jelasnya.

Untuk itu dia menyebutkan, saat ini pihaknya sudah mulai memanfaatkan tangki besar milik RS Dadi Keluarga sebagai penampungan oksigen cair. ''Tangki ini rencananya akan menjadi stok bumper oksigen cair yang menampung bantuan oksigen dari pihak manapun. Bila ada rumah sakit yang kritis stok oksigennya, bisa langsung isi ulang di depo ini,'' jelasnya.

Menurutnya, jumlah rumah sakit di wilayah Kabupaten Banyumas ada sebanyak 23 unit, baik milik pemerintah maupun swasta. Seluruh rumah sakit tersebut, saat ini memiliki tempat  untuk merawat pasien Covid 19. Dalam kondisi pandemi Covid 19 seperti sekarang, seluruh rumah sakit tersebut mengalami peningkatan kebutuhan oksigen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement