Jumat 09 Jul 2021 11:01 WIB

Gambarkan Negatif Tokoh Muslim, Malaysia Larang Film India

Tokoh Muslim tersebut digambarkan arogan dan kejam.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Gambarkan Negatif Tokoh Muslim, Malaysia Larang Film India. Bendera Malaysia
Foto: EPA
Gambarkan Negatif Tokoh Muslim, Malaysia Larang Film India. Bendera Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia melarang pemutaran film kontroversial Bollywood Padmaavat di bioskop. Hal ini disampaikan Kementerian Dalam Negeri, Jumat (9/7).

Film tersebut telah menimbulkan protes di India setelah kelompok-kelompok yang mengkritik proyek tersebut menuduh sutradaranya, Sanjay Leela Bhansali, mendistorsi sejarah dengan menggambarkan penguasa Muslim sebagai kekasih Ratu Padmavati dari klan prajurit Hindu Rajput.

Baca Juga

Dilansir di The National News, Jumat, bulan lalu, pengadilan tinggi India mengizinkan film tersebut diputar secara nasional meski ada langkah melarangnya di dua negara bagian. 

Namun, di Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim, pihak berwenang menolak penggambaran Sultan Alauddin Khilji dan melarang film tersebut. "Dia digambarkan sebagai seorang sultan yang arogan, kejam, tidak manusiawi, licik dengan segala macam tipu daya, tidak dapat diandalkan dan tidak sepenuhnya mengamalkan ajaran Islam," kata Kementerian Dalam Negeri Malaysia.

Badan Sensor Film Malaysia memutuskan film itu tidak disetujui untuk diputar. Sementara banding yang diajukan oleh distributor film ditolak pada Selasa.

Film Bollywood populer di Malaysia. Etnis India di Malaysia membentuk tujuh persen dari 32 juta penduduk negara Malaysia.

Malaysia sebelumnya telah memblokir perilisan film-film Hollywood yang dianggap tidak sensitif secara agama, seperti The Prince of Egypt pada 1998. Film ini menggambarkan kisah Alkitab tentang Musa. Selain itu, film Babe pada 1995 yang menampilkan babi sebagai karakter utama juga dilarang. Mei lalu, perilisan Walt Disney Beauty and the Beast ditunda karena momen gay dalam film tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement