Kamis 08 Jul 2021 20:25 WIB

Pesan Rasulullah SAW, Jangan Mudah Minta-Minta Meski Butuh

Rasulullah SAW mengajarkan umatnya tak gampang meminta-minta

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya tak gampang meminta-minta. Ilustrasi meminta-minta
Foto: Antara/Aji Styawan
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya tak gampang meminta-minta. Ilustrasi meminta-minta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada saat seseorang masih memiliki tenaga untuk berusaha, maka Islam menganjurkannya untuk dapat bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Sementara meminta-minta, ada banyak hadits yang melarang perbuatan ini. Dilansir dari laman Islamweb pada Kamis (8/7), Rasulullah ﷺ telah banyak menyebutkan larangan meminta. Sebaliknya, beliau memerintahkan umatnya untuk bekerja. Dalam sebuah hadits disebutkan, Rasulullah ﷺ bersabda:

Baca Juga

أن يحتطب أحدكم حزمة على ظهره، خير له من أن يسأل أحدا فيعطيه أو يمنعه "Sungguh, seorang yang bekerja memikul seikat kayu bakar di punggungnya, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, apakah orang itu memberinya atau tidak memberinya." (HR Bukhari dan Muslim).

Sementara, Auf bin Malik Al Asyjai, dia berkata, “Kami pernah berada dekat Rasulullah SAW selama sembilan atau delapan atau tujuh hari. Saat kami hendak berpisah, beliau bersabda, "Apakah kalian tidak berbaiat kepada Rasulullah?" Ketika itu kami baru saja berbaiat kepada beliau, maka kami pun menjawab, "Sesungguhnya kami telah berbaiat kepadamu wahai Rasulullah." 

Kemudian beliau bertanya lagi: "Apakah kalian tidak berbaiat kepada Rasulullah?" kami menjawab, "Sungguh, kami telah berbaiat kepada Anda wahai Rasulullah."

Beliau mengulangi pertanyaannya, "Apakah kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?" Maka kami pun mengulurkan tangan sambil berujar, "Sesungguhnya kami telah berbaiat kepada Tuan, lalu atas apa lagi kami berbaiat kepada Tuan wahai Rasulullah?" 

Beliau menjawab, "Bahwa kalian akan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun juga, akan menegakkan shalat lima waktu, akan berlaku patuh kemudian beliau melirihkan perkataannya, “Dan tidak akan meminta sesuatupun kepada orang banyak." 

Auf berkata, “Aku pernah melihat sebagian dari mereka itu suatu saat cambuknya jatuh, tetapi dia tidak meminta tolong sedikit pun kepada orang lain untuk mengambilkannya." (HR Muslim).

Bahkan orang yang tidak gampang meminta-minta diberikan jaminan surga kepadanya.

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ وَكَانَ ثَوْبَانُ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَكْفُلُ لِي أَنْ لَا يَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا وَأَتَكَفَّلُ لَهُ بِالْجَنَّةِ فَقَالَ ثَوْبَانُ أَنَا فَكَانَ لَا يَسْأَلُ أَحَدًا شَيْئًا

Dari Tsauban mantan budak Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam, dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Siapakah yang menjamin untukku untuk tidak meminta-minta sesuatupun kepada orang lain, dan aku menjaminnya masuk Surga? Tsauban berkata; saya! Dan Tsauban tidak pernah meminta sesuatupun kepada orang lain (HR Abu Daud).

Kemudian juga Rasulullah ﷺ  memerintahkan Abu Dzar untuk melakukan tujuh hal yaitu sebagai berikut:

أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ، وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ، وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي، وَلَا أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي، وَأَمَرَنِي أَنْ أَصِلَ الرَّحِمَ وَإِنْ أَدْبَرَتْ، وَأَمَرَنِي أَنْ لَا أَسْأَلَ أَحَدًا شَيْئًا، وَأَمَرَنِي أَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا، وَأَمَرَنِي أَنْ لَا أَخَافَ فِي اللهِ لَوْمَةَ لَائِمٍ، وَأَمَرَنِي أَنْ أُكْثِرَ مِنْ قَوْلِ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، فَإِنَّهُنَّ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ

“Tujuh itu ialah, mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, memperhatikan orang-orang yang di bawahku dan tidak melihat siapa yang ada di atasku, menyambung tali silaturahim (yang masih ada hubungan saudara) meski saudara tersebut bersikap kasar, tidak meminta-minta pada seorang pun, mengatakan yang benar meski pahit, tidak takut terhadap celaan saat berdakwah di jalan Allah, memperbanyak ucapan 'laa hawla wa laa quwwata illa billah' karena kalimat ini termasuk simpanan di bawah 'Arsy.” (HR Ahmad).

 

Sumber: islamweb 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement