Kamis 08 Jul 2021 20:09 WIB

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Manfaatnya Bagi yang Melafazkan

Kalimat tauhid berdampak hukum dan pahala akhirat bagi pembacanya

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Kalimat tauhid berdampak hukum dan pahala akhirat bagi pembacanya. Tauhid (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Kalimat tauhid berdampak hukum dan pahala akhirat bagi pembacanya. Tauhid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Semua Muslim hendaknya senantiasa meyakini tauhid, “La Ilaha Illallah” tanpa adanya keraguan. Mereka harus senantiasa jujur dan ikhlas menyatakan kalimat “La Ilaha Illallah,” yang merupakan fondasi dari agama ini. 

Dilansir dari laman Islamweb pada Kamis (8/7), bagi orang yang tidak meyakini “La Ilaha Illallah,” dan melakukan dosa syirik, maka Allah SWT tidak akan mengampuni dirinya.  

Baca Juga

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغۡفِرُ اَنۡ يُّشۡرَكَ بِهٖ وَيَغۡفِرُ مَا دُوۡنَ ذٰ لِكَ لِمَنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ وَمَنۡ يُّشۡرِكۡ بِاللّٰهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا "Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali." (QS An Nisa ayat 116). 

Bahkan orang yang telah menyatakan “La Ilaha Illallah,” tidak boleh sembarangan disebut munafik. Larangan ini disampaikan sendiri oleh Rasulullah ﷺ:  

 

ﻓﻘﺎﻝ ﻗﺎﺋﻞ ﻣﻨﻬﻢ: ﺃﻳﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ اﻟﺪﺧﻴﺸﻦ ؟ ﻓﻘﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ: ﺫﻟﻚ ﻣﻨﺎﻓﻖ ﻻ ﻳﺤﺐ اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ” ﻻ ﺗﻘﻞ ﺫﻟﻚ، ﺃﻻ ﺗﺮاﻩ ﻗﺪ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ﻳﺮﻳﺪ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺟﻪ اﻟﻠﻪ ” ﻗﺎﻝ: اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺃﻋﻠﻢ

Di antara mereka ada yang bertanya: "Dimana Malik bin Dukhaisyin?" Yang lain menjawab: "Dia Munafik. Dia tidak cinta Allah dan Rasul-Nya". Nabi bersabda: "Jangan berkata begitu. Tidakkah kau lihat dia telah mengucapkan “La Ilaha Illallah” dengan mengharap ridha Allah?

Rupanya sahabat ini masih membantah dan berani mengajukan pembelaan diri di depan Nabi:

ﻗﺎﻝ: ﻓﺈﻧﺎ ﻧﺮﻯ ﻭﺟﻬﻪ ﻭﻧﺼﻴﺤﺘﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻴﻦ، ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ” ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺣﺮﻡ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎﺭ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ﻳﺒﺘﻐﻲ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺟﻪ اﻟﻠﻪ “

Ia berkata: "Kami melihat wajahnya dan ketulusannya kepada orang-orang Munafikin". Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh Allah mengharamkan kepada neraka bagi siapapun yang mengucapkan La Ilaha Illallah, seraya mengharap ridha Allah." (HR Bukhari). 

Di samping itu, keutamaan lain dari “La Ilaha Illallah” yakni Rasulullah SAW juga bersabda: 

اذْهَبْ بِنَعْلَيَّ هَاتَيْنِ، فَمَنْ لَقِيْتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ

"Pergilah dengan sandalku ini, maka siapa saja yang engkau temui di belakang kebun ini yang ia bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, dengan hati yang meyakininya, maka berikanlah kabar gembira kepadanya dengan masuk surga." (HR Muslim).

Kemudian dalam riwayat Muslim beliau juga pernah memohon, "Maka Rasulullah berdoa ketika itu: 'Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa saya adalah utusan Allah, tidaklah seorang hamba bertemu Allah dengan berpegang teguh padanya tanpa ada keraguan niscaya dia masuk surga'".

Sementara orang yang berpegang teguh pada kalimat tauhid tanpa keraguan dia akan mendapatkan balasan surga, meski dia berzina dan mencuri. 

أَنَّ أَبَا ذَرٍّ حَدَّثَهُ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ نَائِمٌ عَلَيْهِ ثَوْبٌ أَبْيَضُ ثُمَّ أَتَيْتُهُ فَإِذَا هُوَ نَائِمٌ ثُمَّ أَتَيْتُهُ وَقَدْ اسْتَيْقَظَ فَجَلَسْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قَالَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قَالَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ فِي الرَّابِعَةِ عَلَى رَغْمِ أَنْفِ أَبِي ذَرٍّ قَالَ فَخَرَجَ أَبُو ذَرٍّ وَهُوَ يَقُولُ وَإِنْ رَغِمَ أَنْفُ أَبِي ذَرٍّ   

Abu Dzar telah menceritakan kepadanya, dia berkata, "Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu sedang tidur, dan beliau saat itu memakai baju putih. Kemudian saat aku mendatanginya (lagi), beliau masih tidur, kemudian ketika aku mendatanginya lagi beliau telah bangun. aku lantas duduk dengan menghadap ke arahnya, beliau lantas bersabda: "Tidaklah seorang hamba mengatakan, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah', kemudian dia meninggal dengan berpegang teguh pada hal tersebut, melainkan dia pasti masuk surga.' Aku bertanya, 'Walaupun dia berzina dan mencuri.'

Beliau menjawab, 'Walaupun dia berzina dan mencuri.' Aku bertanya, 'Walaupun dia berzina dan mencuri.' Beliau menjawab: 'Walaupun dia berzina dan mencuri.' Tiga kali. Kemudian pada kali keempatnya beliau berkata: 'Meskipun Abu Dzar kurang setuju.' Perawi berkata, "Abu Dzar pun keluar, sedangkan dia berkata, 'Meskipun Abu Dzar kurang setuju." (HR Muslim).

Sumber: islamweb

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement