Kamis 08 Jul 2021 18:56 WIB

Otoritas Jerman Gerebek Dua Rumah Tersangka Serangan Wina

Jaksa mengatakan kedua tersangka adalah anggota gerakan Islam radikal

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Polisi Austria berkumpul setelah beberapa kali penembakan di distrik pertama Wina, Austria, 03 November 2020. Menurut laporan terbaru, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan banyak yang terluka parah dalam apa yang dianggap pejabat sebagai serangan teror yang terjadi di malam tanggal 2 November.
Foto: EPA-EFE/CHRISTIAN BRUNA
Polisi Austria berkumpul setelah beberapa kali penembakan di distrik pertama Wina, Austria, 03 November 2020. Menurut laporan terbaru, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan banyak yang terluka parah dalam apa yang dianggap pejabat sebagai serangan teror yang terjadi di malam tanggal 2 November.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA - Penyelidik Jerman dilaporkan melakukan penggeledahan rumah dua orang yang terkait dengan pelaku serangan teror pada November di Wina, Rabu (7/7) waktu setempat. Jaksa mengatakan kedua tersangka adalah anggota gerakan Islam radikal dan diidentifikasi sebagai kerabat penyerang.

Pihak berwenang menggerebek rumah mereka tapi tidak ada penangkapan yang dikonfirmasi. Pencarian yang melibatkan pasukan khusus terjadi di distrik barat Osnabruck dan distrik pusat Kassel.

Baca Juga

Kedua pria itu adalah seorang warga Jerman dan seorang warga Kosovar. Keduanya dituduh mengetahui rencana serangan teror di pusat ibu kota Austria yang menewaskan empat orang.

Pelaku yang diidentifikasikan bernama Kujtim Fejzulai merupakan seorang warga Austria berusia 20 tahun yang juga berkewarganegaraan Makedonia Utara dan dibunuh oleh polisi di tempat kejadian. Dia diketahui polisi setelah mencoba bergabung dengan barisan pejuang jihad di Suriah.

"Kedua tersangka berhubungan dekat dengan pelaku melalui jejaring sosial," kata pihak berwenang dikutip dari laman Euro News, Kamis (8/7).

Kantor kejaksaan juga menjelaskan kedua pria itu pergi ke Wina untuk mengunjungi penyerang selama beberapa hari pada Juli tahun lalu dan bermalam di apartemennya. "Mereka bertemu dengan orang lain dari gerakan Islam di Austria dan Swiss," tulis sebuah pernyataan jaksa.

Pihak berwenang juga mengatakan DNA milik kedua pria itu ditemukan pada senjata yang digunakan dalam serangan Wina. Kelompok itu memiliki keyakinan Islam radikal yang sama.

Kedua pria dilaporkan juga menghapus beberapa pesan yang mereka tukarkan dengan penyerang untuk menutupi koneksi mereka. Sebanyak lima belas orang sejauh ini telah ditangkap dari serangan di Wina.

Austria telah mengakui bahwa kesalahan yang tidak dapat ditoleransi telah dibuat dalam penanganan intelijen terhadap Fejzulai. Dia  telah dibebaskan dari penjara kurang dari setahun sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement