Kamis 08 Jul 2021 17:06 WIB

Bupati Semarang Ungkap Kendala Percepatan Vaksinasi

Banyaknya nakes yang ikut terpapar, maka jumlah SDM untuk penaganan pasien berkurang

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi 3.987 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Semarang, diawali dengan Pencanangan Vaksinasi Covid-19 Tingkat Kabupaten Semarang oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Semarang, di aula lantai 2 Puskesmas Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (14/1).
Foto: Republika/bowo pribadi
Vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi 3.987 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Semarang, diawali dengan Pencanangan Vaksinasi Covid-19 Tingkat Kabupaten Semarang oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Semarang, di aula lantai 2 Puskesmas Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang ikut terpapar Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri, tidak hanya memepengaruhi jumlah sumber daya manusia (SDM) bagi penanganan para pasien, di berbagai fasilitas kesehatan (faskes) yang ada di Kabupaten Semarang.

Namun juga menjadi salah satu kendala bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang dalam mendorong percepatan program vaksinasi Covid-19 di daerahnya.

“Dengan banyaknya nakes yang ikut terpapar, maka jumlah SDM untuk penaganan pasien dan pelayanan bagi program vaksinasi Covid-19 juga menjadi terbatas,” ungkap Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, usai meninjau pelaksanaan percepatan vaksinasi di lingkungan industri, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (8/7).

Menurut Ngesti, Pemkab Semarang terus berupaya mendukung Pemerintah Pusat guna melakukan langkah- langkah percepatan sekaligus memperluas cakupan vaksinsai Covid-19 bagi masyarakat di daerahnya.

Namun dengan keterbatasan jumlah nakes, setelah sebagian juga ikut terpapar Covid-19 sempat menjadi kendala. berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, jumlah nakes yang ikut terpapar Covid-19 di daerahnya mencapai 287 orang.

Di sisi lain, untuk mencari tambahan sumber daya nakes juga masih kesulitan. Karena itu bupati berharap, jumlah nakes yang ikut terpapar Covid-19 tersebut tidak bertambah lagi dan para nakes masih menjalani isolasi mandiri (isoman) juga bisa segera sembuh.

Sehingga sumber daya nakes baik yang ada di Puskesmas maupun yang ada di faskes seperti rumah sakit bisa tercukupi. “Dengan begitu, tidak ada lagi kendala keterbatasan sumber daya nakes di Puskesmas guna mendukung percepatan aksinasi mapun penanganan pasien,” tegasnya.

Lebih lanjut bupati menambahkan, guna menambah dukungan sumber daya nakes di daerahnya, Pemkab Semarang saat ini telah melakukan komunikasi dan kerjasama dengan Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran yang memiliki program studi kesehatan.

Harapannya nanti kebutuhan sumberdaya nakes dalam upaya mendukung penanganan pasien Covid-19 yang ada di berbagai rumah sakit, faskes lain maupun di tempat- tempat isolasi terpusat akan dapat tercukupi.

Demikian halnya dengan kebutuhan sumber daya kesehatan dalam upaya mendorong percepatan program vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat Kabupaten Semarang juga akan dapat terpenuhi.

Untuk itu --ke depan-- Pemkab Semarang  akan terus mendorong percepatan dan cakupan vaksinasi Covid-19. Jika saat ini jumlah vaksinasi per hari baru mencapai 2.500, maka akan ditingkatkan menjadi 5.000 vaksinasi per hari.

Di luar upaya tersebut, percepatan vaksinasi juga sudah dilakukan oleh Pemkab Semarang di lingkungan industri/ perusahaan yang ada di Kabupaten Semarang. “Semua ikhtiar tersebut dilakukan agar Pemkab Semarang dapat malaksanakan percepatan vaksinasi Covid-19 di masyarakat,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement