Kamis 08 Jul 2021 17:05 WIB

PPKM Darurat, Inflasi Juli Kota Solo Diperkirakan Rendah

TPID Kota Solo akan terus menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Bank Indonesia (BI): Seorang melintas didekat logo Bank Indonesia Jakarta, Kamis (21/2).
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia (BI): Seorang melintas didekat logo Bank Indonesia Jakarta, Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bank Indonesia (BI) Solo memperkirakan laju inflasi di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Juli 2021 rendah lantaran adanya penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli mendatang.

Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo mengatakan, PPKM Darurat diperkirakan akan menurunkan mobilitas masyarakat sehingga diperkirakan tekanan inflasi pada Juli akan rendah. TPID Kota Solo secara rutin melakukan monitoring harga dan pasokan.

"Kami tidak menemukan adanya fenomena panic buying saat pemberlakukan PPKM Darurat ini dan terganggunya distribusi di Solo," kata Nugroho saat acara Bincang BI Bersama Media secara daring, Rabu (7/7).

Menurutnya, berdasarkan pantauan harga, harga komoditas pangan sampai dengan saat ini terpantau stabil, kecuali harga cabai rawit. Sementara bila dilihat dari data pasokan, beberapa komoditas mengalami penurunan stok, menyesuaikan dengan penurunan permintaan di pasar, seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit.

"Kalau ada satu dua komoditas harganya naik itu bukan karena PPKM tapi dari sananya sudah naik. Misalnya cabai rawit karena siklus produksi sedang turun, kemudian telur ayam karena harga pakan naik sebab jagung impor. Tidak ada hubungannya dengan PPKM," ujar Nugroho.

Meski demikian, TPID Kota Solo akan terus menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan di tengah penerapan PPKM Darurat. BI Solo mengimbau masyarakat untuk tetap bijak berbelanja karena ketersediaan bahan pangan terus dipantau dan dijaga.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, pada Juni 2021 Kota Solo mengalami deflasi sebesar 0,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,61. Deflasi itu disebabkan adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh turunnya angka indeks harga konsumen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yakni, kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok transportasi, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok rekreasi, olah raga dan budaya turun. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Juni) 2021 sebesar 0,96 persen (ytd), sedangkan laju inflasi year on year (Juni 2021 terhadap Juni 2020 ) 1,72 persen (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement