Kamis 08 Jul 2021 15:54 WIB

Merchant QRIS Solo Raya Naik 36 Persen

Pertumbuhan jumlah merchant QRIS tertinggi ada di Kabupaten Boyolali.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Pembali melakukan transaksi pembayaran digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Pembali melakukan transaksi pembayaran digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bank Indonesia (BI) Solo mencatat adanya pertumbuhan merchant QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar) di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah, mencapai 36,33 persen year to date selama semester pertama 2021. Pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19 berdampak pada meningkatnya transaksi nontunai.

Deputi BI Solo, Gunawan Purbowo mengatakan, BI Solo terus menyosialisasikan agar masyarakat melakukan transaksi nontunai dengan QRIS. Transaksi QRIS disebut terus mengalami peningkatan, termasuk jumlah merchant-nya.

Jumlah merchant QRIS di Solo Raya per 25 Juni 2021 tercatat mencapai 165.190 merchant di tujuh kabupaten/kota. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 36,33 persen (ytd) dibandingkan posisi 31 Desember 2020.

"Pertumbuhan jumlah merchant QRIS tertinggi ada di Kabupaten Boyolali yang sebesar 49,14 persen (ytd), sedangkan jumlah merchant QRIS terbanyak berada di Kota Solo sebanyak 51.358 merchant," ungkap Gunawan saat acara Bincang BI Bersama Media secara daring, Rabu (7/7).

Gunawan menjabarkan, dari 165.190 merchant tersebut rinciannya, Kota Solo 51.358 merchant, Kabupaten Sukoharjo 32.303 merchant, Kabupaten Klaten 23.407 merchant, Kabupaten Karanganyar 19.358 merchant, Kabupaten Sragen 14.780 merchant, Kabupaten Boyolali 13.226 merchant, dan Kabupaten Wonogiri 10.758 merchant.

Sedangkan kenaikan jumlah merchant QRIS paling tinggi di Kabupaten Boyolali yang mencapai 49,14 persen, disusul Karanganyar naik 38,34 persen, Klaten 37,36 persen, Sukoharjo 36,06 persen, Solo 35,04 persen, dan Wonogiri 31,29 persen. Sedangkan pertumbuhan merchant terendah di Kabupaten Sragen yang naik 30,80 persen.

Gunawan menyatakan, sistem pembayaran secara umum di Solo Raya meningkat. Sebab, selama pandemi transaksi banyak dilakukan secara daring. "Dari data transaksi kartu kredit meningkat, debit meningkat, transaksi e-commerce juga meningkat. Di tengah kondisi pandemi transaksi online trennya justru akan meningkat," kata Gunawan.

Menurutnya, peningkatan transaksi nontunai menunjukkan masyarakat semakin peduli atas salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19 melalui transaksi belanja dengan non-tunai. Hal itu juga terkonfirmasi dengan nilai penjualan transaksi belanja e-commerce masyarakat Jawa Tengah yang terus meningkat di tengah pandemi.

Pertumbuhan transaksi e-commerce di Jawa Tengah pada April 2021 mencapai sekitar 240 persen secara year on year. Nilai transaksinya diperkirakan mencapai sekitar Rp 3 triliun. "Dengan adanya PPKM, diperkirakan masyarakat akan melakukan belanja di platform e-commerce karena adanya penurunan mobilitas dan pembatasan bepergian," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement