Kamis 08 Jul 2021 15:30 WIB

Diduga Teriak Bebaskan Palestina, Muslimah Inggris Diborgol

Dia ditahan saat melakukan protes mendukung Palestina.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Diduga Teriak Bebaskan Palestina, Muslimah Inggris Diborgol
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Diduga Teriak Bebaskan Palestina, Muslimah Inggris Diborgol

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Sebuah video yang menggambarkan seorang Muslimah ditahan viral di Inggris. Dalam sebuah pernyataan, wanita yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan dia diborgol dan ditahan pada Senin (5/7).

Ia ditahan sekitar pukul 09.30 waktu setempat di persimpangan Ravenhurst Road dan High Street, Birmingham, Inggris. Dilansir di 5 Pillars, Rabu (7/7), wanita itu menjelaskan dia sedang berdiri dengan damai di luar zona tertutup di depan pabrik Elbit untuk memprotes pendudukan Palestina. Dia mengaku melakukannya dengan damai dan tidak agresif.

Baca Juga

Namun, polisi disebutnya mengancam akan menangkapnya jika dia terus melakukan tindakannya. Hal ini dengan alasan wanita tersebut akan terlibat dalam dugaan kejahatan yang dilakukan oleh pemrotes di atap pabrik.

Ancaman polisi membuatnya berhenti menyanyikan slogan pembebasan Palestina dan dengan sopan menanyakan dasar hukum dan alasan penangkapan tersebut. Salah satu petugas akhirnya menyatakan itu adalah pelanggaran perdamaian.

Wanita itu mengatakan terus bertanya bagaimana dia melanggar hukum, sebelum tiba-tiba diborgol dan dimasukkan ke dalam kendaraan polisi oleh seorang petugas yang mengatakan dia tidak akan berhenti.  Wanita itu terus bertanya bagaimana hukum telah dilanggar dan alasan penangkapannya.

Petugas hanya setuju melepaskannya jika dia setuju tidak kembali ke lokasi dan memberi mereka namanya. Mereka kemudian mengancam akan menangkapnya lagi jika dia kembali.

“Saya merasa terkejut dengan apa yang terjadi pada saya dan saya merasa perlakuan saya tidak adil dan tidak adil. Saya percaya ini adalah upaya membungkam protes yang sah melalui intimidasi yang sama sekali tidak dapat diterima dalam masyarakat yang mengaku demokratis," ungkapnya.

"Saya tidak melakukan kesalahan apa pun. Jika ada, saya merasa mereka melihat saya sebagai hijabi yang rentan, sasaran empuk yang bisa diintimidasi. Tetapi tidak peduli berapa kali Anda ditangkap atau dikurung, Anda harus berbicara untuk yang tertindas. Kejadian ini tidak membuat saya putus asa, itu memberi saya kekuatan dan harapan besar berkat dukungan dan cinta dari komunitas," tambahnya.

Tindakan protesnya ini disebutnya sebagai dukungan untuk warga Palestina yang banyak diacuhkan warga internasional. “Saya bisa merasakan bagaimana perasaan orang Palestina ketika dunia berada di belakang mereka. Lebih penting dari sebelumnya untuk menunjukkan kepada umat yang tertindas bahwa kita bersama mereka, bahwa kita bersama Palestina, bahwa kita bersama Masjid Al-Aqsa," ujarnya.

Sementara Polisi West Midlands mengatakan itu adalah praktik umum bagi orang yang ditangkap untuk diborgol, terutama jika tidak pantas untuk menggeledah mereka secara efektif di depan umum.

“Wanita itu ditangkap untuk mencegah pelanggaran perdamaian karena perilakunya di penjagaan. Setelah ditangkap dia diperingatkan (dibacakan haknya) dan dikeluarkan dari tempat kejadian. Begitu jauh dari tempat kejadian, dia mengakui perilakunya tidak dapat diterima dan dia setuju tidak kembali. Karena ini, tidak ada lagi potensi pelanggaran perdamaian lebih lanjut sehingga dia tidak ditangkap lagi," kata polisi.

Menanggapi pernyataan polisi, wanita Muslim itu mempertanyakan lagi kesalahan dari kata-kata yang coba dia suarakan. “Apakah mempertanyakan dasar hukum dari ancaman penangkapan terhadap saya karena mengatakan ‘Bebaskan Palestina” sama dengan pelanggaran perdamaian? Kedua, saya sama sekali tidak menerima ada yang salah dengan apa yang saya lakukan. Saya mempertahankan apa yang saya lakukan dalam hak saya dan apa yang dilakukan kepada saya adalah salah dan tidak adil," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement