Kamis 08 Jul 2021 15:22 WIB

Kim Jong-Un Singkirkan Pejabat Militer dari Pemerintahan

Kim Jong-un dinilai lebih fokus pada ekonomi dan frustrasi dengan kegagalan birokrasi

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, Kim Jong Un menghadiri pertemuan di Pyongyang, Korea Utara, Jumat, 4 Juni 2021.
Foto: AP/KCNA via KNS
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, Kim Jong Un menghadiri pertemuan di Pyongyang, Korea Utara, Jumat, 4 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Foto-foto terbaru Korea Utara (Korut) mengkonfirmasi reshuffle sejumlah pejabat militer sehingga pemerintahan didominasi oleh sipil. Para pakar menilai hal itu memberi sinyal kini Pemimpin Korut Kim Jong-un lebih fokus pada ekonomi dan frustasi pada kegagalan birokrasi.

Pekan lalu Korut mengumumkan reshuffle kabinet terbaru dan paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Media pemerintah tidak memberikan detail individu-individu yang diganti.

Baca Juga

Namun para pakar yakin orang-orang yang singkirkan adalah orang-orang yang Kim anggap menyebabkan 'krisis besar' yang ditimbulkan pandemi virus corona. Kebijakan untuk menahan penyebaran virus menyebabkan krisis ekonomi dan kelangkaan pangan.

Pada Kamis (8/7), media pemerintah Korut merilis foto Kim sedang mengunjungi makam keluarganya. Foto-foto tersebut mengkonfirmasi Ri Pyong Chol, penasihat yang berperan besar dalam program nuklir dan rudal Korut telah kehilangan jabatannya di Presidium politbiro.

Ri yang terkadang memakai seragam militer terlihat memakai baju sipil. Ia juga berdiri di baris belakang sehingga belum jelas jabatannya saat ini. Orang yang menggantikan posisinya di presidium politbiro tidak terlihat difoto. Sementara orang-orang yang berdiri di sekitar Kim semuanya orang sipil.

Pakar Korut di lembaga penelitian dan analisis CNA yang bermarkas di Amerika Serikat (AS), Ken Gauze mengatakan tampakanya militer 'menekan urutan kekuasaan'. Militer sangat mendominasi Korut dan tidak ada tanda-tanda hal tersebut akan berubah.

Namun, Gause, reshuffle kali ini memberi sinyal dalam waktu dekat Kim tidak akan melanjutkan ambang batas kepemilikan senjata nuklir. Ia akan lebih fokus pada masalah-masalah dalam negeri.

"Fokus internalnya saat ini pada ekonomi bukan pada program nuklir," katanya.

Pakar Korut dari lembaga kajian 38 North, Rachel Minyoung Lee mengatakan sulit untuk mengetahui nasib Ri. Apalagi menarik kesimpulan mengenai program senjata Korut yang strategis. Lee mengatakan mungkin Ri akan kembali ke jabatannya.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement