Dhia mencontohkan kolam yang memiliki pH 9 sedangkan lobster membutuhkan pH 7-8. Hal itu akan langsung diatur secara otomatis oleh alat tersebut. Selama dua setengah bulan perancangan alat ini, tim kami telah sampai pada perakitan sensor dan pemrograman Smart Pond.
Menariknya, alat satu ini diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) dan berhasil lolos ke tahap pendanaan pada Mei lalu. Dalam perancangan Smart Pond, Dhia ditemani oleh empat anggota lainnya yaitu Zidni Ilman Nafian, Fia Sulis Setiani, Doliansyah, dan Andre Juan Pradipa. Saat ini mereka sedang menyelesaikan prototype dari Smart Pond.
Selanjutnya, Dhia dan tim berharap alat ini dapat membantu permasalahan dan kendala dalam meningkatkan budidaya lobster air laut. Ia juga ingin agar inovasi ini dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat serta dapat mendongkrak perekonomian negara.
"Selain itu, saya juga berencana menyusun jurnal atau artikel untuk mempublikasikan Smart Pond dalam rangka mendukung penelitian penerapan teknologi di dunia pendidikan,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika.