Kamis 08 Jul 2021 08:36 WIB

Pelatihan Kumamoto Diyakini Pertebal Kemampuan Ganda Putra

‘Minions siap bermain, The Daddies masih butuh sedikit persiapan.’

Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon (kanan) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo (kedua kanan) yang dijuluki minions menyalami ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kedua kiri) dan Hendra Setiawan yang berjuluk The Daddies.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon (kanan) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo (kedua kanan) yang dijuluki minions menyalami ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kedua kiri) dan Hendra Setiawan yang berjuluk The Daddies.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih ganda putra timnas bulu tangkis Indonesia Herry Iman Pierngadi menilai "training camp" di Prefektur Kumamoto selama 10 hari bisa menambah kemampuan atletnya agar bisa berlaga dengan sempurna di Olimpiade Tokyo 2020. Menurut Herry, pelatihan di Kumamoto yang berfokus pada adaptasi lingkungan bisa meningkatkan fokus dan performa dari dua ganda putra yang mewakili Indonesia di Olimpiade.

"Saya optmistis latihan di Kumamoto bisa meningkatkan performa dan fokus mereka, karena di sana ada 10 hari untuk waktu persiapan terakhir sebelum masuk ke Kampung Atlet di Tokyo," kata Herry dalam sesi diskusi virtual di Jakarta, Rabu (7/7).

Baca Juga

Indonesia akan diwakili Minions atau Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan The Daddies atau Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di cabang olahraga bulu tangkis nomor ganda putra. Timnas bulu tangkis sedianya akan mulai bertanding pada 24 Juli hingga 2 Agustus yang berlokasi di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo.

Sehubungan dengan kesiapan ganda putra, Herry menuturkan, persiapan kedua pasangan sudah cukup baik dan hanya butuh penyesuaian tambahan. "Minions sudah siap bermain. Untuk The Daddies masih butuh sedikit persiapan lebih baik dan detil, karena kemarin Hendra ada sedikit masalah di kakinya. Tapi tadi pas uji coba main sudah baik, bahkan mengeluarkan performa yang menurut saya mengejutkan," Herry menceritakan.

Herry mengatakan, aspek mental juga akan dilakukan penyesuaian tambahan. Sebab, Olimpiade adalah ajang olahraga paling bergengsi, wajar jika atlet kelas dunia pun bisa mengalami rasa canggung saat bertanding.

"Suasana hati pas mau main itu yang penting. Kalau di Kumamoto masih bisa santai, tapi pas masuk tanding pasti ada ketegangan. Hasil drawing juga pasti pengaruh. Makanya nanti akan kami sesuaikan supaya 'mood' anak-anak tetap bagus," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement