Kamis 08 Jul 2021 02:09 WIB

Ini Tantangan Pengembangan Perdagangan Digital

Rata-rata porsi biaya logistik dari suatu produk saat ini masih sekitar 24 persen.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Belanja Online (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Belanja Online (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi Indonesia terhadap ekonomi digital terutama perdagangan digital (e-commerce) sangat besar. Namun, masih terdapat sejumlah tantangan yang harus dijawab. Hal itu berkaitan erat dengan efisiensi operasional bisnis yang berpengaruh terhadap harga.

Co-Founder Shipper.id, start up agregator logistik, Budi Handoko, mengatakan, Indonesia harus memulai transformasi di bidang logistik. Sebab, itu yang akan menentukan efisiensi arus masuk dan keluar barang antar daerah.

Baca Juga

"Kita melihat pangsa pasar logistik di Indonesia besar sekali dengan nilai sekitar 221 miliar dolar AS, karena ada 17 ribu pulau dengan 270 juta penduduk," kata Budi dalam dalam Bisnis Indonecia Mid-Year Economic Outlook, Rabu (7/7).

Ia menekankan, keberadaan logistik yang menjangkau seluruh daerah akan membuat data-data tersambung dan membantu peta pembangunan ekonomi digital, termasuk e-commerce. Menurut Budi, sejauh ini Indonesia sudah bergerak cepat, namun masih terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi.

Budi mencatat, rata-rata porsi biaya logistik dari suatu produk saat ini masih sekitar 24 persen. Itu merupakan yang tertinggi di Asean dan menghambat daya saing.

Dengan negara kepulauan, diperlukan pemerataan, ketersediaan fasilitas dan infrastruktur logistik, khususnya di kawasan timur Indonesia. Ia menambahkan, sekitar 65 persen pelaku UMKM juga menganggap logistik adalah tantangan terbesar berusaha, berdasarkan riset yang dilakukan Lazada.

"Banyak sekali UMKM itu yang mau mengembangkan bisnis mereka di dunia digital tapi takut terkait tantangan logistiknya. Jadi harus ada end to end solution," ujarnya.

Shipper.id sebagai perusahaan agregator logistik, kata Budi, memandang sektor logistik saat ini dan ke depan akan menjadi pendukung vital. Khususnya dalam kegiatan usaha para pelaku UMKM.

Pihaknya pun berharap pemerintah dapat terus melanjutkan upaya efisiensi logistik dengan berbagai upaya. "Jika efisiensi dapat menekan biaya logistik, bagi jutaan UMKM, maka pertumbuhan ekonomi nasional akan lebih optimal," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement