Rabu 07 Jul 2021 22:12 WIB

Bachelet Minta ASEAN Lanjutkan Dialog dengan Junta Myanmar

PBB dirasa harus menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Myanmar,

 Michelle Bachelet.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Michelle Bachelet.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Michelle Bachelet meminta Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) melanjutkan dialog politik dengan junta militer Myanmar. Menurut Bachelet, PBB harus diizinkan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Myanmar, seperti yang telah disepakati dalam konsensus lima poin ASEAN, tanpa "perantaraan" militer.

ASEAN telah menyetujui konsensus lima poin dengan pemimpin junta Min Aung Hlaing pada April. "Tetapi sayangnya kepemimpinan militer Myanmar telah menunjukkan sedikit tanda untuk mematuhinya," kata Bachelet kepada Dewan HAM PBB.

Ia mendesak ASEAN untuk menunjuk utusan atau tim khusus guna melakukan semacam dialog politik. "Saya mendorong ASEAN untuk terlibat dengan kepemimpinan demokratis dan masyarakat sipil, bukan hanya front militer," kata Bachelet, Rabu.

Bachelet merasa penting untuk memberikan bantuan melalui struktur masyarakat sipil sebanyak mungkin dan berkonsultasi dengan oposisi demokratis. Ia menambahkan. Myanmar berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Hal itu memicu kemarahan nasional yang dengan cepat berubah menjadi protes dan pemogokan yang ditekan secara brutal oleh pasukan keamanan.

"Hampir 900 orang telah tewas sejak kudeta, sementara sedikitnya 5.200 orang masih ditahan secara tidak sah," kata Bachelet.

Selain itu, masih menurut laporan Bachelet, sedikitnya 93 wartawan telah ditangkap, 44 orang di antaranya masih ditahan, termasuk koresponden asing."Delapan media besar Myanmar telah dicabut izinnya oleh militer, banyak jurnalis tidak punya pilihan selain mencari keselamatan di luar negeri," tutur dia.

Bachelet mendesak negara-negara untuk mendukung media independen dan masyarakat sipil guna membantu mereka menemukan saluran untuk mendapatkan informasi dari Myanmar."Tidak ada solusi berkelanjutan untuk krisis tanpa perubahan mendasar dalam peran militer dan kontrol sipil penuh atas militer," kata mantan presiden Chile itu.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement