Rabu 07 Jul 2021 18:30 WIB

RSKIA Disiapkan Tangani Pasien Covid-19

Rencana ini dilakukan apabila jumlah pasien Covid-19 terus melonjak

Rep: fauzi ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Petugas kesehatan berada di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Kota Bandung, Rabu (16/6). Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan masyarakat Indonesia harus lebih taat protokol kesehatan Covid-19 serta mengimbau pemerintah untuk terus memperketat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), karena hingga saat ini telah terdata 145 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong variant of concern (VOC) yang ditemukan di 12 provinsi di Indonesia. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan berada di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Kota Bandung, Rabu (16/6). Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan masyarakat Indonesia harus lebih taat protokol kesehatan Covid-19 serta mengimbau pemerintah untuk terus memperketat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), karena hingga saat ini telah terdata 145 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong variant of concern (VOC) yang ditemukan di 12 provinsi di Indonesia. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merencanakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) hanya akan menangani pasien khusus Covid-19 untuk sementara jika kasus Corona terus meningkat. Kapasitas tempat tidur yang bisa dipersiapkan bisa mencapai 250 unit dari 150 unit yang sudah tersedia saat ini.

Direktur RSKIA, Dr Taat Tagore mengatakan rencana mengubah layanan rumah sakit hanya untuk melayani pasien Covid-19 bisa dilakukan apabila peningkatan kasus Corona terus melonjak. Layanan bagi pasien non Covid-19 sementara waktu dialihkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung.

"Itu usulan saya kalau terpaksa sekali, dimana-mana (pasien Covid-19) udah gak ketampung kita buat begitu supaya memperbesar daya tampung," ujarnya saat dihubungi, Rabu (7/7).

Ia menuturkan, dari 150 tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang tersedia bisa ditambah maksimal menjadi 250 unit jika hanya melayani pasien Covid-19. Sumber daya manusia otomatis harus ditambah apabila terjadi penambahan tempat tidur.

Dr Taat mengatakan saat ini pihaknya sudah membuka kembali layanan instalasi gawat darurat (IGD) bagi ibu yang hendak melahirkan baik yang terpapar Covid-19 ataupun tidak. Sebelumnya, layanan IGD dan sebagian layanan poliklinik masih ditutup hingga saat ini.

"Saat ini karena belum buka lagi UGD, baru (untuk) ibu hamil non Covid-19 dan Covid-19 yang mau melahirkan sehubungan ketersediaan, kita putuskan mengakomodir itu dan sehubungan SDM untuk bidan mencukupi," katanya.

Pasien Covid-19 yang dirawat di RSKIA dibatasi hanya hingga 120 orang karena keterbatasan oksigen. Saat ini sudah banyak pasien yang sembuh termasuk tenaga kesehatan (nakes) dan sebagiannya terpapar Covid-19."Mudah-mudahan UGD akan kita pulihkan paling cepat besok dievaluasi," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan sedang memikirkan rencana untuk mengubah sementara RSKIA menjadi rumah sakit khusus untuk Covid-19. "Kita justru memikirkan itu bagaimana kalau RSKIA sepenuhnya jadi Covid-19 yang ibu anak didorong ke RSUD (Bandung) yang RSUD Covid-19 tarik ke RSKIA," ujarnya.

Ia mengatakan, apabila terjadi maka penanganan Covid-19 lebih terpusat dan pemanfaatan tempat tidur bagi pasien Covid-19 di RSKIA bisa mencapai 250 tempat tidur. Pihaknya saat ini sedang memikirkan apakah rencana tersebut akan berjalan efektif dan bisa diimplementasikan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement