Rabu 07 Jul 2021 18:20 WIB

Kimia Farma Perluas Distribusi Ivermectin di Jawa-Bali

Distribusi Ivermectin diperluas ke berbagai apotek di Pulau Jawa-Bali.

Ivermectin
Foto: Elba Damhuri
Ivermectin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kimia Farma mulai memperluas distribusi obat terapi bagi pasien Covid-19 produksi PT Indofarma jenis Ivermectin ke berbagai apotek di Pulau Jawa-Bali.

"Hari ini Ivermectin sudah mulai tersebar sampai di wilayah Jawa Timur, Malang, Surabaya dan sedang diupayakan masuk hingga ke Provinsi Bali," kata Direktur Utama PT Kimia Farma, Verdi Budidarmo, dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI yang dipantau secara virtual dari Jakarta, Rabu (7/7).

Ia menjelaskan, sebelumnya masalah ketersediaan seperti Ivermectin produksi Indofarma, diprioritaskan distribusinya di wilayah Jabodetabek

"Pada posisi sekarang secara distribusinya di apotek itu, ada Azithromycin, Oseltamivir dan Ivermectin itu tersedia di apotek," katanya.

Sementara jenis obat terapi Covid-19 lainnya seperti Pavipiravir maupun Remdesivir belum tersedia di apotek karena sejumlah kendala. Sesuai dengan peraturan farmasi, kata Verdi, salah satunya ada beberapa obat yang dikeluarkan tidak dalam bentuk nomor izin edar tapi emergency used access (EUA) yang hanya bisa diberikan atau didistribusikan kepada rumah sakit.

"Sehingga beberapa obat-obatan tidak tersedia di apotek seperti Pavipiravir memang tidak disediakan di apotek karena izin yang diberikan adalah EUA," katanya.

Kimia Farma sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk memperoleh pendampingan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar ada keleluasaan akses terhadap Pavipiravir bisa tersedia di apotek.

"Masyarakat tentunya bisa membeli Pavipiravir dengan resep dokter," katanya.

Sedangkan kendala yang dihadapi pada pengadaan jenis Remdesivir, kata Verdi, adalah pasokan impor yang terkendala karantina wilayah di India.

"Yang jadi terkendala adalah ketersediaan terhadap produk jadi Remdesivir di mana dari tujuh perusahaan farmasi ini melakukan importasi dari India dan proses masih di-lockdown di India," katanya.

Sebagai solusinya, Indofarma berupaya melakukan pengembangan Remdesivir di dalam negeri yang akan diproduksi bersama PT Kimia Farma bersama PT Phapros.

"Kami harapkan bisa launching pada September 2021. Kalau sekarang belum ada," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement