Rabu 07 Jul 2021 16:12 WIB

Sukabumi Genjot Tanam Padi di Awal Musim Kemarau

Hingga kini belum ada laporan lahan pertanian yang terdampak kekeringan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sukabumi Genjot Tanam Padi di Awal Musim Kemarau (ilustrasi).
Foto: Kementan
Sukabumi Genjot Tanam Padi di Awal Musim Kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Memasuki awal musim kemarau, Pemkab Sukabumi mendorong agar petani yang lahanya masih terdapat air agar segera menanam padi. Langkah ini untuk mengejar luas tanam padi minimal sama seperti tahun lalu yakni 170 ribu hektare.

''Sebenarnya saat ini sudah memenuhi target tanam dari provinsi seluas 135 ribu hektare,'' ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat kepada Republika, Rabu (7/7). Namun bila berkaca pada tahun sebelumnya bisa mencapai luasan 170 ribu hektare dalam satu musim tanam.

Sehingga kata Sudrajat, masih tersisa seluas 35 ribu hektare yang harus ditanami padi. Upaya ini bisa dilakukan khususnya di lahan pertanian yang masih terdapat sarana pengairan.

''Jelang kemarau, semua lahan sawah yang ada air cepet tanam padi,'' kata Sudrajat. Sebaliknya lahan persawahan yang kurang air dapat segera menggantinya dengan tanaman palawija seperti jagung dan kedelai.

Sebab tanaman tersebut tidak terlalu banyak membutuhkan pasokan air yang banyak. ''Petani harus tetap waspada cermat tanam agar tanaman padinya selamat,'' kata Sudrajat.

Hal ini dilakukan dengan memperhitungkan proses penamanan dengan ketersediaan air. Dalam pengertian pengairan yang ada dimaksimalkan dengan baik untuk bercocok tanam.

Terlebih ungkap Sudrajat, pada beberapa waktu lalu di Kecamatan Jampang Kulon sempat dilaporkan ada sekitar 2 ribu hektare lahan yang terancam kekeringan. Namun beruntung ada turun hujan sehingga lahan persawahan tersebut sebagian besar masih bisa terselamatkan.

Sudrajat mengatakan, Dinas Pertanian berupaya mengantisipasi dampak musim kemarau ke lahan pertanian. Selain meminta para petani untuk sementara beralih tanam dari padi ke palawija.

''Kami juga meminta pompa air yang merupakan bantuan pusat dan daerah dioptimalkan jelang kemarau,'' ungkap Sudrajat. Sehingga ketika kemarau tiba maka alat tersebut sudah bisa digunakan dalam mengairi lahan pertanian.

Diakui Sudrajat, hingga kini belum ada laporan lahan pertanian yang terdampak kekeringan. '' Oleh karenanya antisipasi yang harus dilakukan selain alih tanam yakni semua peralatan baik pompa dan irigasi harus sudah disiapkan,'' imbuh dia.

Sudrajat menuturkan, jika petani mengantisipasi dengan baik maka potensi gagal panen akibat kesulitan air bisa dihindari. Kondisi ini akan menekan jumlah kerugian yang dialami petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement