Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Takut Risiko dalam Investasi Saham? Warren Buffett Saja Pernah Rugi

Eduaksi | Wednesday, 07 Jul 2021, 08:16 WIB

Siapa pun yang berkecimpung di dunia pasar modal tentu tidak asing lagi dengan sosok Warren Buffett. Dia adalah salah satu orang terkaya di dunia yang membangun kekayaannya dengan menggunakan strategi investasi saham yang sederhana namun kuat dan tajam dalam analisisnya.

Dijuluki Oracle of Omaha, Warren Buffett boleh dibilang sebagai salah satu investor terbesar sepanjang masa. Buffett adalah ketua dan CEO Berkshire Hathaway, sebuah perusahaan dimana ia menjadi pemegang saham dan pengendalinya pada pertengahan 1960-an

Dia dijuluki Oracle of Omaha karena komunitas investor di berbagai belahan dunia sangat mengikuti pilihan investasi dan komentarnya di pasar dan dia sendiri memang tinggal dan bekerja di Omaha, Nebraska.

Berbicara soal investasi saham, bukan rahasia lagi kalau Buffett lebih memilih strategi investasi jangka panjang untuk perusahaan-perusahaan dengan fundamental sehat yang diperdagangkan jauh di bawah nilai intrinsiknya.

Beberapa contoh keberhasilannya dalam investasi saham adalah saham Coca-Cola, Gillette, dan Dairy Queen. Terkait saham Coca-Cola yang akhir-akhir ini ramai diperbincangan atas ulah Cristiano Ronaldo, ia dulu punya alasan unik kenapa pilihannya jatuh pada perusahaan ini. Buffett menyukai saham ini karena banyak orang dari berbagai belahan dunia membeli dan mengonsumsi Coca-Cola.

Setelah mendalami laporan keuangannya, ia pun memutuskan untuk membeli saham-sahamnya secara bertahap dan menahannya hingga saat ini, dimana saham Coca-Cola sudah berkali-kali lipat dari saat ia membelinya untuk pertama kalinya.

Namun di tengah kesuksesannya dalam investasi saham dengan analisis fundamentalnya yang tajam, apakah ia tidak pernah rugi? Jangan salah paham dulu, ternyata Buffett juga pernah mengalami yang namanya kerugian dalam investasi saham.

Saat krisis ekonomi dunia pada 2008, ia memborong saham migas Conoco Phillips senilai USD 7 miliar dengan analisis fundamentalnya yang diyakininya mumpuni. Namun apa mau dikata, beberapa tahun kemudian ia terpaksa menjual saham tersebut dan merugi hingga sebesar USD 2,6 miliar. Jumlah kerugian yang tidak sedikit bukan. Selidik punya selidik ia ternyata abai dengan kondisi makro ekonomi dimana harga minyak dunia terus merorot.

Investasi saham memang tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya risiko konkret yang bernama kerugian. Ada kalanya investor tidak melulu mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan beli saham yang disebut dengan capital gain.

Nah, saat inventor mengalami kerugian dari selisih harga beli dan jual inilah ada istilah yang namanya capital loss atau kerugian modal. Saham yang diyakini akan mendatangkan cuan, ternyata justru menggerus modal. Saat saham terpaksa dijual itulah kerugian menjadi nyata.

Namun, pengalaman rugi itu penting untuk motivasi dan hasil yang lebih baik. Dengan mau belajar dari pengalaman kerugian dalam investasi saham, investor justru makin disadarkan pentingnya sikap siap sedia menerima setiap potensi cuan maupun kerugiannya. Hal ini penting karena dewasa ini banyak investor saham yang siap untuk cuan, tetapi tidak siap untuk rugi. Nah, ketika merugi, tak sedikit yang menjadi putus asa dan nggak mau investasi lagi. Ini tentu tidak tepat.

Oleh sebab itu, di tengah kemudahan investasi saham berbasis aplikasi, semisal dengan aplikasi IPOT besutan sekuritas karya anak bangsa dengan tagline #SemuaBisaInvestasi, kesadaran sejak awal akan adanya potensi cuan sekaligus rugi dalam investasi saham itu penting untuk dimiliki semua investor saham. Menerima kerugian bukan akhir dari segalanya. Sejenak menganalisis penyebab kerugian menjadi solusi cerdasnya.

Alhasil, setiap investor perlu memiliki kesadaran tidak hanya untuk cuan, tetapi juga kesadaran untuk siap rugi. Toh, pada kenyataannya potensi kerugian itu bisa diminimalkan dengan analisis fundamental dan teknikal yang kuat. Kerugian adalah saat untuk melihat kembali analisis fundamental dan teknikal serta psikologi investasi apakah sudah tepat dan tajam atau belum. Investasi saham: siap cuan, tapi juga siap rugi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image