Selasa 06 Jul 2021 02:54 WIB

Mualaf di India: Kami tak Pernah Dipaksa Memeluk Islam

Mualaf India membantah dipaksa memeluk Islam oleh Umar Gautam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Umar Gautam menjadi korban terbaru islamofobia di India. Tahun lalu, Jamaah Tabligh menjadi komunitas Muslim di India yang dijelekkan sehingga menciptakan kesan bahwa umat Islam bertanggung jawab menyebarkan virus corona yang mematikan di negara itu.

Hal itu membantu India mengalihkan perhatian dari kegagalannya menangani keadaan darurat terkait corona termasuk krisis migran. Namun, kampanye terkenal itu gagal di pengadilan setelah pengadilan menganggap klaim itu tidak benar dan jahat, menurut laporan dari laman Siasat.

Baca Juga

Umar Gautam ditangkap oleh Pasukan Anti-Terorisme Polisi Uttar Pradesh bersama dengan Qazi Jahangir Alam Qasmi, rekannya di Islamic Dakwah Centre, sebuah LSM yang dia kelola dari Okhla di Delhi. Gautam dituding melakukan pemaksaan untuk masuk Islam, sekitar 1.000 orang Hindhu. Sasaran utamanya adalah anak difabel sekolah di Uttar Pradesh.

Gautam diduga mendapatkan dana, terutama dari ISI Pakistan yang terkenal, untuk mengubah demografi India. Dia bahkan telah dikaitkan dengan dugaan konspirasi kriminal untuk membunuh Yati Narsighanand Saraswati, pendeta kuil Dasna Ghaziabad dan seorang ekstremis Hindutva terkenal yang secara rutin memuntahkan racun terhadap umat Islam dan keyakinan mereka.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement