Senin 05 Jul 2021 23:40 WIB

Kirab Obor Olimpiade tak Mungkin Digelar di Jalanan Tokyo

Kirab obor kemungkinan akan diadakan tanpa penonton.

Sejumlah warga usia diatas 40 tahun menunggu disuntik vaksin Moderna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6).  Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menargetkan vaksinasi Covid-19 setiap harinya mencapai satu juta dosis dalam sehari yang diharapkan selesai pada bulan Oktober atau November mendatang, menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo dan pemilihan umum pada musim gugur mendatang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)Putra M. Akbar
Foto: AP
Sejumlah warga usia diatas 40 tahun menunggu disuntik vaksin Moderna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6). Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menargetkan vaksinasi Covid-19 setiap harinya mencapai satu juta dosis dalam sehari yang diharapkan selesai pada bulan Oktober atau November mendatang, menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo dan pemilihan umum pada musim gugur mendatang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah metropolitan Tokyo berencana mengalihkan kirab obor Olimpiade dari jalan umum Tokyo. Kirab obor dijadwalkan akan dimulai Jumat di Tokyo, dua pekan sebelum dimulainya Olimpiade.

Kirab obor kemungkinan akan diadakan tanpa penonton. Langkah ini sebagai upaya penyelenggara untuk menggelar pesta olahraga itu secara aman di tengah krisis kesehatan global. Pemerintah Tokyo pekan lalu mengatakan kirab akan ditarik dari jalan, tidak termasuk pulau-pulau kecil Tokyo, pada delapan hari pertama.

Baca Juga

Sementara itu, kemungkinan besar jumlah penonton yang diizinkan hadir di setiap venue juga akan dikurangi. Panitia penyelenggara Olimpiade mengatakan bahwa mereka akan menunda rilis hasil undian tiket Olimpiade hingga Sabtu.

Panitia awalnya berencana untuk merilis hasil pada Selasa (6/7). Penyelenggara Olimpiade juga dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan pekan ini untuk meninjau kembali kebijakan yang mengizinkan hingga 10.000 penonton per arena pertandingan.

Dalam perkembangan terkait, Gubernur Hokkaido, Senin (5/7), meminta badan penyelenggara untuk mempertimbangkan penyelenggaraan maraton dan jalan cepat di Sapporo (ibu kota pulau utama paling utara Jepang) tanpa penonton di pinggir jalan.

Gubernur Hokkaido, Naomichi Suzuki, bertemu dengan pejabat komite, termasuk Wakil Direktur Jenderal Hiroshi Sato. Dia meminta agar mereka menerapkan langkah-langkah pencegahan COVID-19 yang ketat. Orang-orang dicegah untuk berkumpul di pinggir jalan untuk acara yang berlangsung pada 5-8 Agustus itu.

Suzuki berharap penyelenggara dapat mendorong orang untuk menonton maraton di TV daripada hadir di sepanjang rute. Lima badan penyelenggara, termasuk Komite Olimpiade Internasional (IOC), dan pemerintah pusat dan kota metropolitan Tokyo, akan mengadakan pertemuan paling cepat Kamis untuk meninjau batasan jumlah kehadiran penonton.

Imigrasi yang memantau kedatangan delegasi Olimpiade dan staf dari luar negeri berada di bawah pengawasan publik setelah dua anggota tim Uganda dan seorang atlet Serbia dinyatakan positif COVID-19 setibanya di Jepang. Delegasi Olimpiade sudah mulai berdatangan ke Jepang secara massal sejak awal bulan ini.

Sekitar 1.000 orang diperkirakan akan memasuki negara tersebut dalam tujuh hari hingga Ahad mendatang. Pada Senin, tercatat total 46 atlet dan staf dari Uzbekistan tiba di bandara Narita, dekat Tokyo, untuk kamp pelatihan pra-Olimpiade di Suginami Ward. Mereka adalah kelompok pertama yang mendarat di Jepang untuk kamp pelatihan di Tokyo.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement