Senin 05 Jul 2021 16:03 WIB

Produsen Oksigen di Batam Tingkatkan Produksi

Produsen oksiden meningkatkan produksi untuk kebutuhan medis

Sejumlah warga menaruh tabung oksigen saat antre isi ulang oksigen
Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Sejumlah warga menaruh tabung oksigen saat antre isi ulang oksigen

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Perusahaan yang memproduksi oksigen di Kota Batam, Kepulauan Riau, meningkatkan produksi untuk kebutuhan medis, demi melayani permintaan pasien Covid-19 yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

"Peningkatan sekitar 20 persen," kata GM Samator Batam Trisakti melalui pesan aplikasi di Batam, Senin (5/7).

Ia mengatakan hingga saat ini pihaknya masih melayani permintaan masyarakat di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), terutama Batam. Meski permintaan oksigen untuk medis meningkat, pihaknya belum mengalihkan produksi oksigen untuk industri ke medis.

"Sementara belum, mengingat market oksigen untuk medis masih terlayani semua dengan baik," kata dia.

Menurut dia, kebutuhan oksigen medis di Kepri, khususnya Kota Batam masih terlayani seluruhnya.

Di tempat terpisah Ketua Apindo Kota Batam Rafki Rasyid menyatakan terdapat dua perusahaan produsen oksigen di Batam yang memproduksi dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan Batam dan luar kota.

"Dua perusahaan ini memproduksi oksigen dalam jumlah sangat banyak," kata Rafki.

Ia mengatakan dua perusahaan itu memproduksi oksigen untuk kebutuhan industri dan medis. Hingga saat ini, keduanya belum melakukan peralihan produksi demi melayani permintaan oksigen bagi pasien Covid-19.

"Tidak ada pengalihan konsumen. Selama ini mereka memang menyuplai rumah sakit yang ada di Batam," kaya dia.

Dalam kesempatan itu ia memastikan kebutuhan oksigen untuk warga Batam dan kabupaten kota lain di Kepri masih bisa tercukupi dari produsen di kawasan itu. Dalam kesempatan yang berbeda Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan kebutuhan oksigen di Batam relatif tercukupi, karena pasien Covid-19 yang membutuhkannya juga relatif sedikit.

"Di Batam banyak pasiennya tidak sampai membutuhkan oksigen. Banyak yang gejala ringan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement