Ahad 04 Jul 2021 23:21 WIB

Perkuat Ekosistem Halal Food

Saat ini, Indonesia jadi pusat Industri halal, tapi sebagai konsumen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ferry kisihandi
ILUSTRASI. Logo halal pada produk tersertifikat halal oleh Majelis Ulama Indonesia
Foto: Anadolu Agency
ILUSTRASI. Logo halal pada produk tersertifikat halal oleh Majelis Ulama Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akselerasi pemenuhan kelengkapan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah memerlukan satu pemahaman bersama dan konsolidasi kuat antarpemangku kebijakan. 

Maka, Dewan Pakar Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (PP MES) berinisiatif menggelar forum diskusi bulanan dengan nama Muhadatsah Dewan Pakar MES. Secara perdana, forum ini digelar pada Sabtu (3/7).

Tema yang diangkat, 'Peran Bank Syariah dalam Sektor Sustainable Halal Food dan Sustainable Fashion'. Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pakar PP MES Perry Warjiyo memberikan beberapa arahan.

Ia menyampaikan, forum muhadatsah menjadi media wakaf ilmu demi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. ‘’ Kita jadikan forum muhadatsah sebagai ajang silaturahim sekaligus penyalur gagasan yang membawa manfaat bagi umat," ujarnya.

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) yang juga Bendahara Umum PP MES Hery Gunardi dan Chairman Indonesia Halal lifestyle Center yang juga sebagai anggota Dewan Pakar PP MES Sapta Nirwandar menyampaikan sejumlah gagasan. 

Herry menjelaskan,  peran bank syariah penting dalam penguatan ekosistem halal food dan halal fashion berkelanjutan. Potensi industri halal Indonesia yang dapat dibiayai oleh bank syariah bisa mencapai kisaran Rp 420 triliun hingga Rp 714 triliun.

‘’Hanya saja dalam realisasinya masih di bawah potensi minimum," tutur Hery. Ia menambahkan, ke depan pihaknya akan mengembangkan berbagai pola kemitraan agar bank syariah dalam hal ini BSI bisa berperan lebih dalam penguatan halal value chain.

Sapta Nirwandar menambahkan soal potensi industri halal global saat ini yang didominasi oleh halal food dan halal fashion.’’Untuk food pada masa pendemi seperti sekarang kebutuhannya naik,’’ katanya. 

Maka, ujar dia, saat ini  perlu fokus ke sektor halal food, halal labelling. Saat ini, Indonesia memang menjadi pusat Industri halal, tapi dalam posisi sebagai konsumen. Negara non-Muslim masih menjadi penyuplai utama bahkan bagi berbagai OKI.

Peringkat pertama eksportir produk halal yakni Brazil, dengan 16,2 miliar dolar AS, diikuti India dengan nilai ekspor 14,4 miliar dolar AS. Indonesia, ujar Sapta, menjadi konsumen halal food peringkat pertama sebesar 114 miliar dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement