Ahad 04 Jul 2021 17:59 WIB

Wajib Pakai Masker Ganda di KRL Selama PPKM Darurat

Opsi lain, gunakan masker N95 saja tanpa penambahan masker lain.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Infografis imbauan penggunaan masker ganda di KRL.
Foto: Dok KAI Commuter
Infografis imbauan penggunaan masker ganda di KRL.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KAI Commuter mewajibkan pengguna KRL memakai masker ganda atau masker N95 selama pemberlakuan PPKM Darurat. Mulai Senin (5/7), semua orang yang memasuki area stasiun diimbau mematuhi aturan itu guna memaksimalisasi perlindungan pengguna KRL maupun petugas.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyampaikan, hingga tiga hari ke depan pihaknya masih akan melakukan sosialisasi untuk aturan pemakaian masker tersebut. Petugas akan membantu menyediakan masker bagi pengguna di sejumlah stasiun. 

"Setelah masa sosialisasi selama tiga hari, setiap orang yang memasuki area stasiun wajib menggunakan masker ganda atau masker N95," kata Anne lewat pernyataan resminya yang diterima Republika.co.id, Ahad (4/7). 

Masker ganda yang dimaksud yakni menggunakan masker medis ditambah dengan masker kain tiga lapis. Opsi lain, menggunakan masker N95 saja tanpa penambahan masker lain.

Selama masa PPKM Darurat, KAI Commuter melakukan rekayasa pola operasi sesuai aturan yang berlaku. Jam operasional KRL Jabodetabek berubah menjadi pukul 04.00-21.00 WIB dengan 956 perjalanan KRL per hari. 

Sementara, jam operasional KRL Yogyakarta-Solo menjadi pukul 05.05-18.30 WIB dengan 20 perjalanan KRL per hari. Selain itu, KAI Commuter juga akan menyesuaikan layanan dan operasional KRL khusus di Stasiun Maja, Citeras, dan Rangkasbitung. 

KRL hanya melayani naik-turun pengguna di Stasiun Maja, Citeras, dan Rangkasbitung pada pagi hari pukul 04:00-07:30 WIB, dan sore hari pukul 16.15-19.15 WIB. Penyesuaian layanan tersebut sesuai Surat dari Bupati Lebak nomor 440/2410-GT/VI/2021.

Aturan lain yakni memperketat pembatasan jumlah pengguna KRL pada tiap gerbong kereta. Jumlah pengguna KRL yang dapat berada di dalam satu gerbong pada satu waktu adalah 52 orang atau 32 persen dari kapasitas tiap gerbong, berkurang dari yang sebelumnya sejumlah 74 orang atau sekitar 40% dari kapasitas. 

"Dengan aturan pembatasan jumlah pengguna yang baru ini, maka petugas akan membatasi lebih ketat jumlah pengguna sejak memasuki stasiun, masuk gate, hingga menunggu kereta di area peron," ujar Anne.

KAI Commuter melanjutkan pula tes acak antigen di stasiun bagi calon pengguna. Pada masa PPKM Darurat, tes acak berlangsung di Stasiun Rangkasbitung, Bogor, Cikarang, Bekasi, Tangerang, Manggarai, Tanah Abang, serta Solo Balapan dan Yogyakarta. 

Bagi calon pengguna yang hasil tes acaknya reaktif diminta menunggu di area isolasi di luar gate stasiun, sementara petugas menghubungi puskesmas terdekat. Selama calon pengguna menunggu, tersedia perlengkapan sanitasi pribadi seperti masker dan hand sanitizer untuk meminimalisasi kemungkinan penularan.

KAI Commuter mencatat penurunan jumlah pengguna di awal pemberlakuan PPKM Darurat. Pada Sabtu (3/7), volume pengguna KRL hanya 198.474 orang. Jumlah itu turun 24,3 persen dibanding Sabtu pekan sebelumnya. Sementara, pada Ahad (4/7) hingga pukul 12.00 WIB volume pengguna KRL mencapai 59.152 atau turun 25 persen dibandingkan Ahad pekan lalu. 

KAI Commuter mengapresiasi kesadaran masyarakat dan pengguna KRL yang mengikuti imbauan pemerintah dengan tetap melakukan berbagai aktivitas dari rumah. Para pengguna yang masih harus naik KRL diharapkan selalu mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. 

"Kami imbau untuk masyarakat yang masih harus keluar rumah dan menggunakan transportasi publik untuk keperluan mendesak, hindari jam-jam puncak kesibukan. Utamakan kesehatan dan keselamatan bersama dengan selalu menjaga jarak aman," ujar Anne.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement