Ahad 04 Jul 2021 06:07 WIB

91 Persen Anak Gaza Derita Trauma Psikologis Setelah Agresi

Agresi menyebabkan 91 persen anak Gaza derita trauma psikologis.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Anak-anak berkumpul di samping kawah tempat rumah Ramez al-Masri dihancurkan oleh serangan udara sebelum gencatan senjata tercapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Minggu, 23 Mei 2021, di Beit Hanoun. , Jalur Gaza utara.
Foto: AP / John Minchillo
Anak-anak berkumpul di samping kawah tempat rumah Ramez al-Masri dihancurkan oleh serangan udara sebelum gencatan senjata tercapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Minggu, 23 Mei 2021, di Beit Hanoun. , Jalur Gaza utara.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Menurut Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania sembilan dari sepuluh anak di Jalur Gaza saat ini menderita beberapa bentuk trauma. Laporan yang baru saja terbit pada Jumat mengungkapkan 91 persen anak-anak di Jalur Gaza menderita trauma psikologis setelah agresi Israel yang menewaskan lebih dari 260 orang.

Laporan berjudul One War Older, mendokumentasikan pelanggaran terhadap kaum wanita dan anak-anak. Sekitar 50 persen dari populasi Jalur Gaza adalah anak-anak yang berjumlah sekitar lebih dari dua juta orang di bawah usia 15 tahun.

Baca Juga

Laporan tersebut menunjukkan selama perang 11 Hari, pasukan Israel melakukan serangan yang tidak proporsional terhadap lingkungan pemukiman padat penduduk yang mayoritas populasinya anak-anak dan wanita. Selain itu, Euro-Med Monitor mengungkapkan 241 anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya akibat pengeboman, sekitar 5.400 anak kehilangan rumah, dan 42 ribu anak kehilangan sebagian rumahnya.

Enam puluh enam anak tewas dalam pemboman dan 470 anak-anak serta 310 wanita terluka. Laporan itu muncul setelah lebih dari lima minggu penelitian lapangan yang dilakukan oleh tim Euro-Med Monitor.

Sekitar 72 ribu anak-anak mengungsi ke sekolah Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB (UNRWA) selama serangan Israel sementara lebih dari empat ribu anak saat ini tetap mengungsi. Peneliti Euro-Med Monitor Mariam Dawwas menyatakan pihaknya mendokumentasikan ratusan kasus penargetan langsung warga sipil di rumah mereka dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini berskala besar dan ganas di Jalur Gaza.

“Tidak ada banyak perbedaan dari tiga serangan sebelumnya di Gaza, kecuali satu hal. Hari ini saya termasuk di antara mereka yang saya dokumentasikan. Saya berlari bersama mereka dan berteriak mencari putri kecil saya dan meninggalkan rumah saya setelah serangan udara menargetkan gedung apartemen,” kata Dawwas, dilansir Middle East Monitor, Ahad (4/7).

Dia mengungkapkan dirinya dan putrinya berusia tiga tahun harus menghadapi gangguan stres pasca-trauma yang diderita sebagian besar penduduk Gaza. Laporan tersebut juga menunjukkan hampir 2.500 wanita hamil yang akan melahirkan dalam tiga bulan ke depan dapat mengalami komplikasi saat melahirkan karena efek langsung atau tidak langsung dari serangan tersebut.

Organisasi tersebut diperkirakan akan mengeluarkan laporan baru dalam beberapa hari mendatang tentang kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh Jalur Gaza akibat serangan itu. 

Sumber:

https://www.middleeastmonitor.com/20210703-human-rights-report-91-of-gaza-children-suffer-psychological-trauma-following-israels-aggression/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement