Ahad 04 Jul 2021 00:46 WIB

Ketika Saturasi Rendah, Ke Mana Harus Mencari Bantuan?

Banyak orang yang saturasi oksigennya rendah kesulitan mendapatkan tabung oksigen.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Tabung oksigen. Orang positif Covid-19 dengan saturasi oksigen di bawah 93 persen, mengalami sesak napas, serta dengan gejala Covid-19 sedang dan berat disarankan mencari rumah sakit atau puskesmas terdekat yang masih memiliki pasokan oksigen medis.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Tabung oksigen. Orang positif Covid-19 dengan saturasi oksigen di bawah 93 persen, mengalami sesak napas, serta dengan gejala Covid-19 sedang dan berat disarankan mencari rumah sakit atau puskesmas terdekat yang masih memiliki pasokan oksigen medis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya angka kasus Covid 19 membuat banyak orang kesulitan mendapatkan layanan di rumah sakit. Bagaimana kalau ada warga positif Covid-19 yang mengalami saturasi oksigen rendah, namun tidak bisa masuk rumah sakit?

Dokter spesialis Paru, dr. Heidy Agustin, SpP(K), menyebut, saat ini banyak rumah sakit yang kapasitasnya sudah penuh atau nyaris penuh. Bahkan, instalasi gawat darurat (IGD) pun sudah difungsikan sebagai ruang perawatan karena pasien datang berlimpah.

Baca Juga

Lalu, apa daya bagi masyarakat yang butuh bantuan oksigen? Heidy menyerukan agar orang positif Covid-19 dengan saturasi oksigen di bawah 93 persen, mengalami sesak napas, serta dengan gejala Covid-19 sedang dan berat mencari rumah sakit atau puskesmas terdekat yang masih memiliki pasokan oksigennya.

Heidi mengingatkan agar tidak mencari atau menunggu di rumah sakit besar yang sudah jelas penuh atau antreannya panjang, seperti Rumah Sakit Umum Persahabatan yang merupakan pusat rujukan Covid-19 dan penyakit lainnya. Ini akan membuang waktu Anda.

Sebaiknya, cari rumah sakit yang dekat rumah, klinik, atau puskesmas terdekat. Harapannya, langkah itu bisa menolong untuk sementara.

"Setidaknya distabilkan dulu. Nanti kalau sudah tenang bisa diobati dengan lebih rasional. Justru wara-wirinya itu yang bikin panik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement