Jumat 02 Jul 2021 20:25 WIB

Bulan Lalu, 60 Kiai Wafat Akibat Covid-19

RMI mencatat ada 541 kiai dan nyai yang diduga wafat karena Covid-19 sejak pandemi

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua RMINU, KH. Abdul Ghaffar Rozin di Acara Final Liga Santri Nusantara 2019, di Stadion Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/11).
Foto: dok. RMINU
Ketua RMINU, KH. Abdul Ghaffar Rozin di Acara Final Liga Santri Nusantara 2019, di Stadion Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Rabhithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin mengungkapkan, selama bulan Juni 2021 setidaknya ada 60 kiai yang wafat dengan dugaan kuat akibat Covid-19. Karena itu, kiai yang akrab dipanggil Gus Rozin ini memohon kepada para kiai dan para ustaz untuk selalu berkhtiar semaksimal mungkin di tengah pandemi Covid-19.

“Pada bulan Juni ini saja kita kehilangan lebih dari 60 kiai. Oleh karena itu saya kira tidak belebihan kami dari RMI meminta, memohon kepada para kiai, kepada ibu nyai, dan kepada para guru untuk bersama-sama berikhtiar secara maksimal,” ujar Gus Rozin dalam keterangna yang diterima Republika.co.id, Jum’at (2/7).

Dia menjelaskan, sampai saat ini pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Bahkan, menurut dia, para ahli menyebut bahwa serangan varian baru Covid-19 kali ini jauh lebih berbahaya daripada serangan yang pertama.

Sejak awal, dia menjelaskan, RMI PBNU telah menaruh perhatian yang serius terhadap datangnya pandemi Covid-19 ini. Menurut dia, pihaknya telah ikut melakukan penanganan pandemi Covid-19, khususnya di pesantren dan kalangan nahdliyin.

Namun, sejak munculnya Covid-19 hingga 30 Juni 2021, RMI mencatat sudah ada 541 kiai dan nyai yang diduga kuat wafat karena Covid-19.“Per tanggal 30 Juni ini kita sudah didahului, ditinggal pergi oleh para ulama, para kiai, pengasuh pesantren dan ibu nyai, sebanyak 541 orang. Ini tentu angka yang sangat besar sekali,” ucap Gus Rozin.

Dia menambahkan, angka tersebut tersebut bahkan lebih banyak dari angka wafatnya dokter di tengah pandemi Covid-19. “Ini adalah kehilangan yang sangat besar bagi kita jamaah nahdliyin, umat Islam, dan masyarakat Indonesia,” kata Gus Rozin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement