Jumat 02 Jul 2021 19:12 WIB

Pandemi, Tingkat Pengangguran Arab Saudi Justru Menurun

Ekonomi Saudi diperkirakan tumbuh 2,1 persen tahun ini.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Pandemi, Tingkat Pengangguran Arab Saudi Justru Menurun
Foto: arab news
Pandemi, Tingkat Pengangguran Arab Saudi Justru Menurun

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Pengangguran di kalangan warga Saudi turun menjadi 11,7 persen pada kuartal pertama tahun ini dari 12,6 persen pada akhir 2020. Angka ini ditunjukkan dalam data resmi yang dikeluarkan, Rabu (30/6).

Dilansir dari Al Arabiya, Arab Saudi telah mendorong reformasi ekonomi sejak 2016 untuk menciptakan jutaan lapangan kerja dan bertujuan untuk mengurangi pengangguran hingga 7 persen pada 2030. Tetapi rencana itu cukup terganggu oleh krisis virus corona yang membuat harga minyak anjlok. Hasilnya, pengangguran mencapai rekor tertinggi 15,4 persen pada kuartal kedua tahun lalu.

Baca Juga

"Pada kuartal pertama tahun 2021, tingkat pengangguran Saudi secara keseluruhan turun menjadi 11,7 persen dibandingkan dengan 12,6 persen pada kuartal terakhir tahun 2020. Mencapai tingkat di bawah pra-pandemi," kata Badan Statistik Saudi.

Ekonomi Saudi diperkirakan tumbuh 2,1 persen tahun ini setelah menyusut 4,1 persen pada 2020, kata Dana Moneter Internasional. Pada kuartal pertama, produk domestik bruto riil menyusut 0,5 persen kuartal-ke-kuartal terutama karena penurunan di sektor minyak, yang mencerminkan pengurangan produksi minyak sukarela kerajaan.

Ekonomi nonmigas tumbuh sebesar 4,9 persen dibandingkan dengan tiga bulan terakhir tahun lalu, didorong oleh ekspansi sektor swasta sebesar 6,3 persen. Data terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi meningkat lebih lanjut pada kuartal kedua, Capital Economic yang berbasis di London mengatakan minggu ini, memperkirakan pertumbuhan kuartal-ke-kuartal 3,5 persen di kuartal kedua.

“Pemulihan ekonomi Arab Saudi tampaknya telah kembali ke jalurnya di Q2 dan, karena pembatasan virus semakin berkurang dan pengurangan produksi minyak diperkecil, paruh kedua tahun ini masih menunggu,” jelas Capital Economic. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement