Sabtu 03 Jul 2021 01:37 WIB

Permintaan Tabung Oksigen di Koja Naik 10 Kali Lipat

Penjual oksigen kewalahan layani permintaan oksigen.

Petugas Sudin Sumber Daya Air DKI Jakarta memasukkan tabung oksigen ke bak truk di salah satu pabrik pengisian oksigen kawasan Cakung, Jakarta, Kamis (1/7/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membantu mempercepat proses pendistribusian tabung oksigen ke sejumlah rumah sakit seiring meningkatnya kasus terkonfirmasi COVID-19 di wilayah Jakarta.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Petugas Sudin Sumber Daya Air DKI Jakarta memasukkan tabung oksigen ke bak truk di salah satu pabrik pengisian oksigen kawasan Cakung, Jakarta, Kamis (1/7/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membantu mempercepat proses pendistribusian tabung oksigen ke sejumlah rumah sakit seiring meningkatnya kasus terkonfirmasi COVID-19 di wilayah Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjual alat kesehatan di kawasan Koja, Jakarta Utara, Arios Aritonang (59), merasakan lonjakan permintaan isi ulang tabung oksigen. Selama kurang lebih empat tahun berjualan, baru kali ini permintaan isi ulang tabung oksigen meningkat lebih dari 10 kali lipat dari biasanya.

Dua pekan lalu saat kasus Covid-19 belum tinggi seperti sekarang, ia hanya mampu menjual 10 meter kubik gas oksigen. Namun saat ini, stok 100 meter kubik (m3) habis dijualnya.

Baca Juga

"Biasanya per harinya itu 10 (meter) kubik, sekarang 100 kubik bisa. Kalau dikatakan, jauh lebih banyak peningkatannya," ujar Aritonang kepada wartawan di Jakarta Utara, Jumat (2/7).

Aritonang tidak menaikkan tarif isi ulang gas selama empat tahun berjualan oksigen karena tidak ingin menyusahkan mereka yang membutuhkan. Apalagi pembeli yang datang banyak yang dari daerah luar Jakarta yang kehabisan stok sehingga membeli gas oksigen di toko miliknya yang berlokasi di Jalan Plumpang Semper Raya, Koja, Jakarta Utara, tersebut.

Tarif untuk isi ulang tabung dengan volume satu meter kubik adalah Rp 30.000, satu setengah meter kubik Rp 40.000 dan dua meter kubik Rp 50.000.Itu baru harga isi ulang. Kalau tabung baru, Aritonang tidak tahu harganya sekarang karena stok di toko pun kosong sejak dua pekan lalu.

"Sekarang sudah tidak tahu karena kosong barangnya, tapi saya lihat di (situs jual-beli) online Rp 3 juta-Rp 4 juta. Padahal dua minggu lalu masih saya jual Rp 950.000," kata Aritonang.

Kalau stok gas di tabung-tabung miliknya habis, Aritonang mengambil stok oksigen dari PT Sinar Sejahtera di kawasan Semper, Cilincing, Jakarta Utara. Sekali pengambilan, biasanya Aritonang diberikan sebanyak 75.000 meter kubik saja oleh pabrik tersebut.

Namun pagi tadi, menurut Aritonang, pengantaran sudah tidak ada lagi. Ia mengaku bingung melayani pembeli yang semakin banyak memesan tabung melalui pesan singkat karena jumlah oksigen yang bisa diisi-ulang terbatas.

"Kami kan menaruh nomor telepon di Google Maps. Nah, belakangan tidak henti orang bertanya harga isi ulang, harga tabung," katanya.

Dia juga kewalahan meladeni pertanyaannya di ponsel. "Banyak dari luar daerah bertanya ke kami, dari Bekasi, Bogor, Tangerang tentang tabung oksigen padahal sudah kosong barang," kata Aritonang.

Pekan lalu, Aritonang bahkan kedatangan pembeli dari Puskesmas Cempaka Putih. Mereka menelepon ke ponselnya untuk menanyakan pasokan tabung oksigen. Karena dari dua pekan lalu, tabung oksigen habis semua, ia pun tidak bisa menyanggupi pemesan dari Puskesmas itu.

"Kami tutup jadinya, sudah habis semua (tabung), jadi langsung tutup. Kami juga dari kemarin belum dapat pasokan dari pabrik. Padahal tabung saya sudah ditaruh di pabrik," kata Aritonang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement