Jumat 02 Jul 2021 09:42 WIB

Pakar Sebut Kasus Covid-19 Jatim Masuki Gelombang Ketiga

Pandemi Covid-19 Jatim dalam sepekan terakhir berkembang sangat cepat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) membawa pasien Covid-19 menuju Ruang Isolasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) membawa pasien Covid-19 menuju Ruang Isolasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo menyampaikan, kasus Covid-19 Jatim ini sudah mencapai gelombang ketiga. Ia menganalogikan kasus Covid-19 Jatim seperti banjir bandang yang akan mengalir dari titik teratas ke titik terbawah. Apabila aliran tersebut tidak dibendung di hulu, kata Windhu, maka banjir bandang Covid-19 tidak bisa dihentikan.

"Bagaimanapun meski ada bak penampungan yaitu rumah sakit sebesar apa pun, bak penampungan tersebut akan selalu kurang. Sehingga yang perlu kita lakukan adalah bagaimana membuat hulu itu terbendung," ujar Windhu, Jumat (2/7).

Maka dari itu, lanjut Windhu, perlu adanya pembatasan tegas yang bisa membuat orang-orang bisa berdiam diri di rumah untuk beberapa waktu, agar lonjakan Covid-19 tidak terus meningkat. "Perlu adanya pembatasan tegas yang membuat orang tetap stay at home. Sembari kita melakukan pencegahan yang sifatnya promotif, preventif, kuratif, maupun percepatan vaksinasi," ujar Windhu.

Pandemi Covid-19 Jatim dalam sepekan terakhir memang berkembang sangat cepat. Bahkan pada  Kamis (1/7), penambahan kasus terkonfirmasi positif di Jatim sebanyak 1.397 orang. Ini menjadi penambahaan kasus harian tertinggi sejak merebaknya Covid-19 di Jatim. Secara kumulatif, kasus konfirmasi positif Covid-19 di Jatim mencapai 174.430 orang.

 

Adapun, yang saat ini tengah menjalani perawatan sebanyak 9.468 orang atau 5,43 persen dari kumulatif kasus yang ada. Kemudian total pasien sembuh mencapai 152.297 orang atau 87,31 dari kumulatif kasus. Adapun total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Jatim mencapai 12.882 atau setara 7,4 persen dari kumulatif kasus.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan tersebut, menangani hilirnya saja tidak akan pernah cukup. Maka dari itu, kata dia, perlu ditarik rem darurat untuk menghentikan penyebaran kasus Covid-19 melalui pembatasan mobilitas sosial.

"PPKM darurat menjadi harapan besar bagi kita untuk menekan penyebaran kasus Covid-19 di Jawa Timur. Karenanya, koordinasi dan sinergi terkait pelaksanaan PPKM darurat dengan berbagai pihak terkait harus terus dilakukan," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement