Sabtu 03 Jul 2021 06:38 WIB

Kecanduan PayLater Bisa jadi Bencana, Begini Cara Atasinya

Banyak orang saat ini sudah kecanduan dalam menggunakan PayLater.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Paylater bikin kecanduan
Paylater bikin kecanduan

PayLater merupakan teknologi pinjaman uang baru dengan konsep online/digital. Mengusung konsep beli sekarang bayar nanti, kemudahan menggunakan PayLater sebagai alternatif lain untuk berbelanja pun membuatnya semakin digandrungi oleh banyak orang.

Saking populernya, sekarang fitru PayLater sudah banyak digunakan oleh banyak perusahaan aplikasi terkenal seperti GoPay PayLater, OvoPay Later, Traveloka PayLater, Shopee PayLater dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya aplikasi yang menggunakan fitur ini, maka pengguna atau orang yang memanfaatkan fitur ini pun otomatis akan semakin bertambah.

Selain praktis, kelebihan lain dari fitur PayLater adalah persyaratannya yang mudah membuat siapa saja yang memiliki smartphone, koneksi internet dan tanda pengenal atau KTP bisa menggunakan fitur ini. Gampang sekali bukan?

Tapi dibalik kelebihan dan manfaatnya, PayLater juga memiliki risiko yang sekali kamu salah langkah dalam menggunakannya bisa berujung bencana pada dirimu sendiri. Selain sering digunakan sebagai modus penipuan bahkan pemerasan, fitur PayLater juga memiliki satu efek negatif yang bisa sangat sulit dihilangkan, yaitu kecanduan.

 

Tips Cara Atasi Kecanduan Pakai PayLater

kecanduan

Sama seperti alat pembayaran lain yang memudahkan penggunanya dalam membayar, PayLater bisa membuatmu membeli barang yang tidak bisa kamu beli secara cash atau dibayar langsung.

Seperti halnya kartu kredit, kamu tidak harus membayar total uang yang sudah dipakai untuk membeli pada hari itu juga. Bahkan kamu bisa mencicilnya, setiap bulan. Sangat menggoda kan?

Tapi, justru hal itu lah yang membuat banyak orang kalap dalam menggunakan PayLater. Kemudahan yang ditawarkan membuat orang lupa kalau sedikit apapun jumlah yang dipakai dari PayLater itu tetap saja utang dengan bunga yang wajib dibayar.

Hati-hati kecanduan pada alat pembayaran seperti PayLater tidak hanya bisa merusak kondisi finansial kamu tapu juga kesehatan mental mu. Nah, untuk kamu yang sudah terlanjur ketergantungan dan kecanduan PayLater begini cara mengatasinya:

1. Menghapus Aplikasi yang Memiliki Fitur PayLater

Hal yang paling ampuh dalam menyembuhkan sebuah penyakit adalah menghindari yang menjadi sumber penyakit itu sendiri. Begitu juga halnya dengan kasus kecanduan PayLater.

Kamu bisa menonaktifkan fitur pada aplikasi yang memiliki fitur tersebut di handphone kamu. Atau biar lebih totalitas kamu bisa sekaligus menghapus aplikasi tersebut sementara waktu sampai kamu bisa mengatasi kecanduanmu.

Dengan tidak melihat aplikasi yang sering kamu buka untuk memanfaatkan fitur PayLater, maka kamu secara perlahan bisa mengurangi keinginan untuk menggunakan PayLater.

2. Mulai Lagi untuk Belanja secara Offline

Sekarang sulit untuk mencari aplikasi belanja atau e-commerce yang tidak memiliki fitur PayLater. Dan bahkan banyak dari aplikasi atau situs e-commercer tersebut lebih banyak mempromosikan untuk berbelanja dengan fitur PayLater mereka.

Jadi untuk menghindari memanfaatkan PayLater secara berlebihan, kamu bisa untuk mencoba membiasakan diri lagi untuk berbelanja kebutuhan mu secara offline lagi di toko atau minimarket dekat dengan rumah mu.

3. Biasakan Membayar dengan Debit/COD jika Belanja Online

Jika kamu harus atau terpaksa belanja secara online karena pandemi atau kebutuhan mendesak lainnya, cobalah untuk tidak membayar belanjaan kamu dengan metode pembayaran via PayLater. Tapi coba pilih yang debit atau kalau bisa COD (cash on delivery).

4. Membiasakan Membayar dengan Cash

Untuk langkah ini, tentu jika kamu harus belanja secara online kamu sangat disarankan untuk menggunakan metode COD agar kamu secara total terlepas dari pembayaran digital. Biasakan juga untuk membayar dengan uang cash ketika kamu berbelanja di mini market atau supermarket.

5. Konsultasi ke Psikolog jika Sudah Terlalu Parah

Sama seperti penyakit mental lainnya, kecanduan yang sudah berlebihan atau di level ekstrim harus dikonsultasikan ke psikolog atau psiakiater. Karena kecanduan berlebihan tetaplah penyakit mental yang harus diatasi apapun objek kecanduannya termasuk kecaduan PayLater.

Jika beberapa langkah di atas tidak bisa membuatmu lepas dari PayLater malah semakin memperparah kecanduanmu. Ada baiknya coba mengkonsultasikan kondisi kejiwaan mu kepada psikolog atau orang yang ahli.

Karena kalau sudah kecanduan, permasalahannya bukan di fitur PayLater tapi di diri kamu yang sudah tidak bisa lagi mengontrol diri dengan baik.

Baca Juga: Biar Keuangan Tetap Sehat, Begini Cara Bijak Pakai PayLater

Cara Mencegah Kecanduan PayLater

menggunakan paylater

Untuk kamu yang memang rutin menggunakan fitur PayLater tapi belum kelevel kecanduan jangan tenang-tenang saja. Karena efek kecanduan bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk itu, agar terhindar dari kecanduan, berikut beberapa tips untuk terhindar dari kecanduan Paylater:

1. Gunakan PayLater untuk Membeli Kebutuhan Bulanan Saja

Agar bisa mengatur dan mengontrol penggunaan PayLater, kamu bisa menjadikan PayLater sebagai alat pembayaran hanya untuk kebutuhan tertentu saja. Seperti kebutuhan bulanan seperti skincare atau kebutuhan sanitary seperti sampo, sabut, pasta gigi, pembalut dan kebutuhan lain yang penyetokannya bisa dibeli sebulan sekali saja.

2. Hindari Menggunakan PayLater di Aplikasi seperti GoFood atau OVO

Masa iya untuk urusan makan dan ngojek saja kamu pakai PayLater untuk membayar. Biasakan untuk tidak menggunakan PayLater untuk kebutuhan atau penggunaan harian. Karena dengan begitu kamu bisa lupa dengan utang yang menumpuk karena terbiasa menggunakannya setiap hari.

3. Menggunakan Fitur PayLater hanya untuk Satu Aplikasi/Website saja

Jika kamu terbiasa menggunakan lebih dari 2 aplikasi belanja/e-commerce cobalah hanya mengaktifkan fitur PayLater hanya pada satu aplikasi saja. Ini agar kamu bisa lebih baik mencatat/track jumlah utang pada fitur PayLater mu.

4. Gunakan PayLater hanya untuk Pembelian yang bisa Dicicil dalam Berbulan-Bulan

Agar kamu lebih terkontrol dalam menggunakan PayLater, cobalah memanfaatkan PayLater hanya untuk pembelian barang yang cukup mahal dan bisa dicicil dalam kurun waktu 3-12 bulan seperti televisi, mesin cuci atau handphone.

Dengan memiliki cicilan kamu akan ragu dan lebih mengontrol diri dalam memnggunakan PayLater untuk hal lainnya karena ada utang aktif yang belum bisa dilunasi.

5. Biasakan untuk Menggunakan Kembali PayLater setelah Utang Aktif Lunas

Terkait dengan cicilan pakai PayLater. Hal ini juga berlaku jika kamu menggunakan fitur ini untuk belanja kebutuhan bulanan. Jika kamu sudah memiliki total jumlah yang akan dibelanjakan seperti Rp500.000 – Rp1.000.000 dengan PayLater perbulannya.

Maka hindari lah menggunakannya kembali sebelum membayar tagihan sebelumnya. Biasakan menggunakan PayLater ketika total tagihan sudah kembali Rp0.

Baca Juga: Hati-Hati! Begini Ciri-Ciri Modus Penipuan Paylater yang Bikin Orang Punya Utang Mendadak

PayLater untuk Memudahkan bukan Merusak Keuangan

Sebagus apapun teknologi yang ada saat ini, tetap saja bisa berdampak negatif jika penggunaannya dilakukan secara berlebihan bahkan sudah masuk ke level kecanduan begitu juga dengan PayLater.

PayLater diciptakan untuk memudahkan pembayaran dan membantu mereka yang ingin berbelanja tapi tidak memiliki cash, debit atau kartu kredit. Memang PayLater sering dikaitkan dengan perilaku konsumtif, tapi itu semua kembali ke cara pemanfaatannya.

Jika kamu memanfaatkan PayLater untuk membayar sesuatu yang diluar dari kemampuan mu tentu saja ujungnya akan tetap merugikan kamu walaupun sebelumnya sudah dibayarkan oleh PayLater. Karena PayLater itu adalah jasa keuangan untuk berhutang yah bukan donasi.

Jadi apa yang sudah kamu belanjakan, pembayarannya tetap tanggung jawab kamu. PayLater hanya meminjamkan sampai jangka waktu tertentu.

Baca Juga: Hati-Hati! Begini Ciri-Ciri Modus Penipuan Paylater yang Bikin Orang Punya Utang Mendadak

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement